Laman

Senin, 25 Juni 2012

baharuddin DAMPAK HOSPITASLISASI


DAMPAK HOSPITASLISASI BAGI ANAK DAN KELUARGA
Baharuddin,S.Kep.Ns

BAHASAN :
  1. Reaksi anak terhadap strees akibat hospitalisasi
  2. Respon prilaku anak akibat dari perpisahan
  3. Reaksi keluarga terhadap anak sakit yang mengalami perawatan dirumah sakit
  4. Peran perawat dalam mengurangi strees akibat hospitalisasi

I.        REAKSI ANAK TERHADAP STREES AKIBAT HOSPITALISASI
 HOSPITALISASI
                                ¯
      STRESSOR :
-          Tidak aman dan nyaman
-          Tidak mengerti mengapa harus dirawat
-          Berpisah dengan orang-orang yang dekat
-          Kecemasan dengan lingkungan baru
Perawat harus mampu :
-          Mengidentifikasi stressor
-          Membantu mengatasi strssor sesuai dengan tumbuh kembang anak

® Meminimkan dampak hospitalisasi. Dengan tidak   mengabaikan hal sebagai berikut :
a.       Pengalaman sebelumnya terhadap sakit
b.      Dukungan yang ada
c.       Koping anak dalam menangani stress
Periode Bayi (0-1 tahun)
Hospitalisasi :
Mengganggu proses pembentukan rasa percaya dan pembinaan
kasih sayang
¯
Tidak mengenali ibunya dengan baik
¯
Strabger anxiety
¯
Separation anxiety
Periode Toddler (1-3 tahun)
Hospitalisasi:
Ø  Pemutusan hubungan yang telah dekat (kehilangan) dengan ibunya
¯
Analitic depression
Ø  Adanya kestabilan mengontrol diri ® mempertahankan kegiatan rutin
¯
Kehilangan kebebasan otonominya ® regresi
¯
Negatifistik dan agresif
Periode Pra Sekolah (3-6 tahun)
Hospitalisasi :
-          Kehilangan kontrol akibat pembatasan aktivitas (kehilangan otonomi)
-          Menganggap suatu hukuman, karena dipisahkan diri dari lingkungan keluarga, kemandirian terhambat
-          Mengancam keutuhan integritas tubuh
Periode Usia Sekolah (6-12 tahun)
Hospitalisasi :
-          Terkucil / kehilangan situasi lingkungan sekolah
-          Kehilangan keterampilan
-          Kehilangan / perubahan dalam peran / kegiatan dalam kelompok
-          Takut mati
Periode Usia Remaja (12-18 tahun)
Hospitalisasi :
-          Cemas karena berpisah dengan gank
-          Kehilangan status
-          Takut terjadi kecacatan
-          Terganggunya privacy
-          Kehilangan identitas diri

II.      RESPON PRILAKU ANAK AKIBAT PERPISAHAN
Tahap Protes :
Menifestasi dengan reaksi :
-          Menjerit, agresif, menolak perhatian
Tahap Putus Asa (Despair)
-          Anak tampak tenang
-          Tidak aktif
-          Kurang minat untuk bermain
-          Apayis
-          Menarik diri
-          Annorexis
Tahap menolak / Denail (Detachment)
Manifestasi dengan reaksi :
-          Secara samar mulai menerima perpisahan
-          Mampu membina hubungan  dangkal dengan orang lain
-          Tampak menyukai lingkungan
III.    REAQKSI KELUARGA TERHADAP ANAK YANG     DIRAWAT DIRUMAH SAKIT

1.       Reaksi Orang Tua :

                                       Stress orang tua ¬ Hospitalisasi
                                                                    ­
                                                Kurang informasi tentang
                                      Prosedur dan pengobatan anaknya
®     Reaksi orang tua : Marah merasa bersalah, ketakutan, anxietas, frustasi
2.       Reaksi Sibling
                                Reaksi : Marah, cemburu, benci
                                                                ­
Orang tua memberikan perhatian lebih terhadap anak yang
sakit
                                                                ­
Menimbulkan perasan cemburu, perhatian kurang terhadap anak yang sehat

IV.    PERAN PERAWAT DALAM MENGURANGI STRESS AKIBAT HOSPITALISASI

1.       Mencegah / meminimalkan dampak dari perpisahan :
a.       ROOMING IN : Mempertahankan kontak dan komunikasi antara orang tua dan anak
b.      Partisipasi orang tua : Dalam perawatan yang tidak menimbulkan resiko
c.       Anak usia sekolah : Mempertahankan kegiatan sekolah
d.      Menciptakan ruangan perawatan seperti situsi dirumah
2.       Mencegah perasaan kehilangan kontrol :
a.       Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari :
-          Respon anak terhadap kehilangan kegiatan rutinitas :masalah makan, tidur, mandi, toilet, dan interaksi  sosial
-          Tehnik untuk meminimalkan gangguan – Time Strukturing– membuat kesepakatan, membuat jadwal antara anak – oarang tua – perawat.
3.       Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri :
a.       Memberitahu prosedur yang dilakukan dengan akibatnya
b.      Memanipulasi prosedur
4.       Memanfaatkan manfaat dari hospitalisasi :
a.       Membantu perkembangan hubungan orang tua - anak
b.      Memberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan  tentang kesehatan
c.       Meningkatkan self mastery :
-          Kesempatan untuk membuktikan antara fantasi dan realita
-          Kesempatan untuk melatih membuat keputusan
-          Mengembangkan kemampuan personal anak
d.      Memberi kesempatan untuk sosialisasi
-          Teman sebaya
-          Tim kesehatan
-          Membentuk kelompok sosial yang baru yang mempunyai masalah baru
5.       Memberi support pada anggota keluarga :
a.       Memberikan informasi
b.      Melibatkan sibling
Bermain Untuk Mengurangi Stress S.D Hospitalisasi  Bermain
¯
Kesehatan mental
¯
         Ruangan khusus bermain
¯
Mempertahankan tumbuh kembang yang optimal pada anak

Tujuan Bermain di Rumah Sakit :
a.       Melanjutkan tumbuh kembang
b.      Mengekspresikan pikiran dan fantasi
c.       Mengembangkan kreatifitas
d.      Beradaptasi lebih efektif terhadap stress 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar