Sistem
Sirkulasi
SUKRIYADI
Peranan sistem sirkulasi dalam
homeostasis
•
Mengangkut zat-zat gizi, Oxigen,
Carbondioxida, zat-zat sisa, elektrolit, dan hormon ke seluruh tubuh, (Lauralle
Sherwood, 2001)
Sistem
Sirkulasi
terdiri dari tiga komponen dasar, (Lauralle Sherwood, 2001)
terdiri dari tiga komponen dasar, (Lauralle Sherwood, 2001)
- Jantung
berfungsi
sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien
tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah sebagai
benda cair mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
- Pembuluh darah
berfungsi
sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke
semua bagian tubuh kemudian mengembalikannya ke jantung
- Darah
berfungsi
sebagai medium transporttasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan
atau diendapkan,
Jadi darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh
darah dan akan disebarkan ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung
sebagai suatu sirkulasi.
Sistim sirkulasi dapat dibagi :
n Sirkulasi pulmonal (paru-paru)
Mulai dari ventrikel kanan, ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler, vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
Mulai dari ventrikel kanan, ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler, vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
n Sirkulasi sistemis (seluruh tubuh)
Mulai dari ventrikel kiri ke aorta, arteri besar,
arteri kecil, arteriole, kapiler, vena kecil, vena
besar, vena cava superior / inferior, dan
akhirnya kembali ke atrium kanan.
Mulai dari ventrikel kiri ke aorta, arteri besar,
arteri kecil, arteriole, kapiler, vena kecil, vena
besar, vena cava superior / inferior, dan
akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi
koroner
n Jantung
menerima pasokan melalui sirkulasi koroner selama fase diastolik
n Arteri
koroner merupakan cabang dari aorta + 1,5 inci dri katup aorta
n Vena
koroner mengalirkan darah ke atrium kanan
n Walaupun
semua darah melewati jantung tetapi otot jantung tidak dapat mengekstraksi O2
atau nutrein dari darah yang terdapat di biliknya karena:
-
lapisan endometrium kedap air
-
dinding jantung terlalu tebal untuk difusi
O2
Otot
jantung mendapat aliran pada fase diastolik dengan alasan
n Pada
saat sistolik, cabang-cabang utama arteri koroner tertekan akibat otot jantung
berkontraksi
n Pintu
masuk ke pembuluh koroner mengalami sumbatan partial saat katup aorta membuka
Distribusi
arteri koroner
-
70 % terjadi saat diastolik
-
30 % terjadi saat sistolik
Sirkulasi
Renal
►
Mendapatkan vaskularisasi dari arteri
renalis pada setiap sisi kolumna vertebralis, kemudian darah mengalami
penyaringan di glumerulus
►
Darah bersih dari sisa metabolik
dikembalikan ke vaskuler melalui vena renalis dan bermuara ke vena cava inferior
Sirkulasi
darah di SSP
►
Otak terapung dalam bantalan cairan
serebrospinal yang tidak bercampur langsung dengan darah
►
Meningen tiga membran yang membugkus
SSP. Duramater terdiri dari dua lapisan membentuk rongga berisi darah (sinus
dura) dan sinus vena
►
Cairan Serebrospinal terutama dibentuk
oleh pleksus koroideus yang membawa nutrein dan O2
►
Darah vena yang berasal dari otak
mengalir ke sinus sinus ini untuk dikembalikan ke jantung
►
Sewaktu mencapai bagian atas otak, CSS
direabsorbsi dari ruang sub araknoid ke dalam darah vena melalui vilus
araknoidalis
Sirkulasi
di dalam jantung menimbulkan bunyi jantung
•
Pada saat jantung (ventrikel)
berkontraksi tekanan di ventrikel naik, katup aorta dan pulmonal terbuka akibat
tekanan dari ventrikel agar darah dapat dipompa ke seluruh tubuh dan paru.
Untuk menghindari darah kembali ke atrium maka katup mitral dan trikuspid
menutup secara pasif dan penutupan kedua katup ini didengar sebagai BJ 1.
•
Fase ini disebut fase sistolik, tekanan
tertinggi pada fase ini disebut tekanan sistolik (kontraksi ventrikel)
Setelah berkontraksi, ventrikel relaksasi.
Tekanan ventrikel yang tadinya tinggi menjadi rendah sehingga darah berusaha kembali ke ventrikel. Untuk mencegah darah kembali dari sistemik dan pulmonal masuk ke ventrikel kembali maka katup aorta dan pulmonal menutup secara pasif (penutupan katup aorta dan pulmonal ini dapat didengar sebagai BJ II)
fase ini disebut fase diastolik (relaksasi ventrikel)
tekanan terendah yang dapat diukur disebut tekanan diastolik
Tekanan ventrikel yang tadinya tinggi menjadi rendah sehingga darah berusaha kembali ke ventrikel. Untuk mencegah darah kembali dari sistemik dan pulmonal masuk ke ventrikel kembali maka katup aorta dan pulmonal menutup secara pasif (penutupan katup aorta dan pulmonal ini dapat didengar sebagai BJ II)
fase ini disebut fase diastolik (relaksasi ventrikel)
tekanan terendah yang dapat diukur disebut tekanan diastolik
Sistim vaskuler
dapat dibagi 3 tipe pembuluh
darah dengan fungsi yang berbeda-beda :
1. Distributing system : Aorta,arteri, dan arteriole
(resistance vessels)
2. Diffusion and filtration system : mikrosirkulasi
( kapiler. metaarteriole, venule)
3. Collecting system : vena
1. Distributing system : Aorta,arteri, dan arteriole
(resistance vessels)
2. Diffusion and filtration system : mikrosirkulasi
( kapiler. metaarteriole, venule)
3. Collecting system : vena
Potongan melintang segmen pembuluh darah
Jenis pembuluh darah Luas potongan melintang
(cm2)
Aorta 2,5
Arteri kecil 20
Arteriole 40
Kapiler 2500
Venule 250
Vena kecil 80
Vena cava 8
Transmisi teakanan nadi ke perifer
Kecepatan aliran nadi :
pada aorta 3-5 m/det,
di arteri besar 7-10 m/det,
arteri kecil 15-35 m/det.
Umumnya makin besar diameter pembuluh darah maka kecepatan transmisi akan berkurang seperti pada aorta, tetapi pada arteri dengan diameter lebih kecil mengakibatkan kecepatan aliran darah makin besar, sehingga pada tempat ini kecepatan transmisi meningkat.
Makin ke perifer maka tekanan nadi makin menurun karena adanya damping oleh arteri kecil, arteriole dan kapiler. Proses damping dipengaruhi oleh :
1) resistensi pembuluh darah yang makin besar ke perifer dan
2) komplians pembuluh darah yang makin ke perifer makin besar.
Kecepatan aliran nadi :
pada aorta 3-5 m/det,
di arteri besar 7-10 m/det,
arteri kecil 15-35 m/det.
Umumnya makin besar diameter pembuluh darah maka kecepatan transmisi akan berkurang seperti pada aorta, tetapi pada arteri dengan diameter lebih kecil mengakibatkan kecepatan aliran darah makin besar, sehingga pada tempat ini kecepatan transmisi meningkat.
Makin ke perifer maka tekanan nadi makin menurun karena adanya damping oleh arteri kecil, arteriole dan kapiler. Proses damping dipengaruhi oleh :
1) resistensi pembuluh darah yang makin besar ke perifer dan
2) komplians pembuluh darah yang makin ke perifer makin besar.
Aliran
darah (Q)
Aliran darah
adalah jumlah darah yang melewati titik tertentu dalam
pembuluh darah pada waktu
tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam liter/menit
atau ml/menit bahkan
ml/detik. Darah yang mengalir
sepanjang pembuluh darah yang panjang dan
permukaan yang halus akan mengalir lurus dan disebut aliran darah laminer. Darah yang mengalir
secara laminer maka kecepatan di bagian
tengah pembuluh darah paling
besar, makin ke
tepi kecepatan makin menurun.
Sehingga pada aliran darah
laminer dijumpai gambaran
parabola akibat perbedaan kecepatan aliran darah di tengah dan di tepi
Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan dari darah melawan setiap luas dinding pembuluh darah. Jika tekanan pada pembuluh darah 50 mmHg berarti terdapat kekuatan yang mampu mendorong kolom air raksa setinggi 50 mmHg. Terkadang satuan tekanan darah dinyatakan dalam cm H20 dengan perbandingan 1 mmHg = 1,36 cmH20.
Resistensi/Tahanan
Merupakan hambatan/tahanan yang dialami darah ketika mengalir dalam pembuluh darah. Resistensi tidak dapat diukur secara langsung tetapi harus dikalkulasi dari perbandingan ∆P/Q. Pada pembuluh darah yang seri (sistemik) Rtot = R1 + R2 + R3 …..; sedang yang paralel (organ) 1/Rtot = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ………
Tekanan darah adalah kekuatan dari darah melawan setiap luas dinding pembuluh darah. Jika tekanan pada pembuluh darah 50 mmHg berarti terdapat kekuatan yang mampu mendorong kolom air raksa setinggi 50 mmHg. Terkadang satuan tekanan darah dinyatakan dalam cm H20 dengan perbandingan 1 mmHg = 1,36 cmH20.
Resistensi/Tahanan
Merupakan hambatan/tahanan yang dialami darah ketika mengalir dalam pembuluh darah. Resistensi tidak dapat diukur secara langsung tetapi harus dikalkulasi dari perbandingan ∆P/Q. Pada pembuluh darah yang seri (sistemik) Rtot = R1 + R2 + R3 …..; sedang yang paralel (organ) 1/Rtot = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ………
Konduktansi
Merupakan ukuran dari jumlah darah yang mengalir setiap pemberian tekanan yang berbeda, dan dinyatakan dalam ml/detik/mmHg. Secara singkat konduktans merupakan kebalikan dari resistensi.
Konduktansi = 1/resistensi
Konduktansi = diameter 4
Merupakan ukuran dari jumlah darah yang mengalir setiap pemberian tekanan yang berbeda, dan dinyatakan dalam ml/detik/mmHg. Secara singkat konduktans merupakan kebalikan dari resistensi.
Konduktansi = 1/resistensi
Konduktansi = diameter 4
Dari hukum Poiseulle terbukti bahwa perubahan kecil dari diameter pembuluh darah akan sangat mempengaruhi jumlah darah yang mengalir
p p r 4
Q =
8 nl
p = tekanan
p r 4 = Luas penampang
r = diameter
l = panjang
n = kekentalan
Distensibilitas
Bila tekanan darah dinaikkan maka diameter pembuluh darah akan meningkat pula oleh karena pembuluh darah mempunyai distensibilitas (dapat mengembang).
Kenaikan volume
Distensibilitas =
Kenaikan tekanan x Vol. semula
Jadi bila volume semula 10 ml dan kenaikan tekanan sebesar 1 mmHg, maka distensibilitas = 0,1 mmHg atau 10% / mmHg.
Bila tekanan darah dinaikkan maka diameter pembuluh darah akan meningkat pula oleh karena pembuluh darah mempunyai distensibilitas (dapat mengembang).
Kenaikan volume
Kenaikan tekanan x Vol. semula
Jadi bila volume semula 10 ml dan kenaikan tekanan sebesar 1 mmHg, maka distensibilitas = 0,1 mmHg atau 10% / mmHg.
Komplians
vaskuler
Adalah jumlah darah yang dapat disimpan dalam suatu bagian tertentu dalam sirkulasi untuk setiap mmHg kenaikan tekanan.
Kenaikan volum
Komplians =
Kenaikan tekanan
Komplians berbeda dengan distensibilitas, karena meskipun suatu pembuluh darah sangat distensibel tetapi jika hanya mampu menampung volume darah yang sedikit berarti kompliansnya kecil, sebaliknya meskipun suatu pembuluh darah kurang distensibel tetapi jika mampu menampung volume darah yang banyak akan mempunyai komplians yang besar. Komplians juga dapat dinyatakan sebagai distensibilitas x volume.
Adalah jumlah darah yang dapat disimpan dalam suatu bagian tertentu dalam sirkulasi untuk setiap mmHg kenaikan tekanan.
Kenaikan volum
Komplians =
Kenaikan tekanan
Komplians berbeda dengan distensibilitas, karena meskipun suatu pembuluh darah sangat distensibel tetapi jika hanya mampu menampung volume darah yang sedikit berarti kompliansnya kecil, sebaliknya meskipun suatu pembuluh darah kurang distensibel tetapi jika mampu menampung volume darah yang banyak akan mempunyai komplians yang besar. Komplians juga dapat dinyatakan sebagai distensibilitas x volume.
Vena
6-10 kali lebih distensibel dari
arteri, sehingga peningkatan tekanan darah tertentu akan menyebabkan darah
yang memasuki vena dan arteri yang mempunyai ukuran yang sama
akan meningkat, tetapi peningkatan volume pada vena 6-10 kali lebih
besar
Dalam tubuh kita komplians dari vena 24 kali
lebih
besar dari komplians arteri, karena
vena 8 kali lebih
distensibel dan 3
kali lebih banyak menampung
darah (volume) dibanding arteri
Denyut Nadi / Tekanan nadi
Sifat distensibilitas sistem arteri, menjamin darah tetap mengalir pada saat diastole jantung. Adanya distensibilitas dan resistensi pada sistem arteri mengakibatkan tekanan nadi makin ke perifer makin berkurang dan akan menghilang ketika darah mencapai kapiler, sehingga pada tempat ini aliran darah tidak lagi berpulsasi tetapi kontinus. Tekanan nadi = sistole - diastole
Ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan nadi yaitu :
1. Stroke volume : Jumlah darah yang dipompakan jantung tiap kali
kontraksi
2. Komplians total
Tekanan nadi : SV / Komplians
Sifat distensibilitas sistem arteri, menjamin darah tetap mengalir pada saat diastole jantung. Adanya distensibilitas dan resistensi pada sistem arteri mengakibatkan tekanan nadi makin ke perifer makin berkurang dan akan menghilang ketika darah mencapai kapiler, sehingga pada tempat ini aliran darah tidak lagi berpulsasi tetapi kontinus. Tekanan nadi = sistole - diastole
Ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan nadi yaitu :
1. Stroke volume : Jumlah darah yang dipompakan jantung tiap kali
kontraksi
2. Komplians total
Tekanan nadi : SV / Komplians
SISTEM VENA
Selama beberapa tahun sistem vena dianggap hanya sebagai tempat lewatnya darah, ternyata vena mempunyai kemampuan
1. Konstriksi dan dilatasi sehingga mampumenyimpan darah
2. Aktifitas pompa vena yang nantinya ikut mengaturcurah jantung semenit.
Tekanan vena sentral (TVS)
Semua darah yang melewati sistem vena akan bermuara pada atrium kanan jantung, sehingga tekanan pada tempat ini disebut tekanan vena sentral. Semua faktor yang mempengaruhi tekanan di atrium kanan ini, akan mempengaruhi tekanan pada semua vena di seluruh tubuh.
Tekanan vena sentral diatur oleh keseimbangan antara kemampuan jantung memompa darah dari atrium kanan dan kecenderungan darah mengalir dari vena perifer masuk ke atrium kanan
Selama beberapa tahun sistem vena dianggap hanya sebagai tempat lewatnya darah, ternyata vena mempunyai kemampuan
1. Konstriksi dan dilatasi sehingga mampumenyimpan darah
2. Aktifitas pompa vena yang nantinya ikut mengaturcurah jantung semenit.
Tekanan vena sentral (TVS)
Semua darah yang melewati sistem vena akan bermuara pada atrium kanan jantung, sehingga tekanan pada tempat ini disebut tekanan vena sentral. Semua faktor yang mempengaruhi tekanan di atrium kanan ini, akan mempengaruhi tekanan pada semua vena di seluruh tubuh.
Tekanan vena sentral diatur oleh keseimbangan antara kemampuan jantung memompa darah dari atrium kanan dan kecenderungan darah mengalir dari vena perifer masuk ke atrium kanan
Pengaruh TVS yang tinggi pada tekanan
vena perifer
Apabila TVS meningkat di atas 0 mmHg (abnormal) maka darah akan mulai mendapatkan hambatan mengalir ke atrium kanan. Tekanan vena perifer lambat laun akan meningkat sehingga tekanannya lebih tinggi.
Pengaruh tekanan abdomen pada tekanan vena di kaki
Normalnya tekanan di rongga abdomen sekitar 6 mmHg, tetapi suatu saat dapat meningkat mencapai 15-30 mmHg pada masa kehamilan, adanya tumor-tumor di abdomen,atau adanya cairan (ascites) di abdomen. Jika hal ini terjadi maka tekanan vena di kaki harus meningkat lebih tinggi dari tekanan di abdomen agar darah bisa mengalir ke atrium kanan. Jika peninggian tekanan ini berlangsung lama di vena kaki, maka memudahkan terjadinya varises.
Apabila TVS meningkat di atas 0 mmHg (abnormal) maka darah akan mulai mendapatkan hambatan mengalir ke atrium kanan. Tekanan vena perifer lambat laun akan meningkat sehingga tekanannya lebih tinggi.
Pengaruh tekanan abdomen pada tekanan vena di kaki
Normalnya tekanan di rongga abdomen sekitar 6 mmHg, tetapi suatu saat dapat meningkat mencapai 15-30 mmHg pada masa kehamilan, adanya tumor-tumor di abdomen,atau adanya cairan (ascites) di abdomen. Jika hal ini terjadi maka tekanan vena di kaki harus meningkat lebih tinggi dari tekanan di abdomen agar darah bisa mengalir ke atrium kanan. Jika peninggian tekanan ini berlangsung lama di vena kaki, maka memudahkan terjadinya varises.
MIKROSIRKULASI
Dari sistem arteri, darah akan dialirkan ke dalam kapiler-kapiler yang terletak pada jaringan tubuh, dan disinilah terjadi proses yang amat penting, yaitu transport bahan makanan dan 02 ke jaringan. Kapiler yang strukturnya terdiri dari selapis sel-sel endotel, memungkinkan terjadinya pertukaran yang cepat bahan makanan dan 02 di kapiler dengan C02 dan sisa metabolisme di cairan interstitiel. Arteriole akan mengatur aliran darah ke kapiler sedang venule dan vena kecil merupakan saluran pengumpul dan penyimpan. Pada batas antara arteriole dengan kapiler terdapat suatu otot halus yang disebut spinkter prekapiler, dan spinkter inilah yang dianggap mengatur aliran darah ke kapiler
Dari sistem arteri, darah akan dialirkan ke dalam kapiler-kapiler yang terletak pada jaringan tubuh, dan disinilah terjadi proses yang amat penting, yaitu transport bahan makanan dan 02 ke jaringan. Kapiler yang strukturnya terdiri dari selapis sel-sel endotel, memungkinkan terjadinya pertukaran yang cepat bahan makanan dan 02 di kapiler dengan C02 dan sisa metabolisme di cairan interstitiel. Arteriole akan mengatur aliran darah ke kapiler sedang venule dan vena kecil merupakan saluran pengumpul dan penyimpan. Pada batas antara arteriole dengan kapiler terdapat suatu otot halus yang disebut spinkter prekapiler, dan spinkter inilah yang dianggap mengatur aliran darah ke kapiler
Hipotesis Starling
Pada tahun 1896, Ernest Starling mengemukakan hipotesis tentang perpindahan/filtrasi cairan di kapiler melalui suatu persamaan :
Filtrasi = K ( Pc - Pi ) - ( Poc - Poi )
K = Konstanta filtrasi
Pc = Tekanan hidrostatis kapiler
Pi = Tekanan hidrostatis intersitiel
Poc = Tekanan onkotik kapiler
Poi = Tekanan onkotik interstitiel
K = Koefisien filtrasi kapiler
Sistem
Limfe
•
Merupakan rute tambahan untuk
mengembalikan cairan interstisium ke dalam darah.
•
Laju aliran rata-rata 3 liter perhari
sedangkan sistem sirkulasi 7.200 liter perhari
•
Pada kondisi normal, cairan yang
difiltrasi keluar dari kapiler ke dalam cairan interstisium sedikit lebih besar
dari cairan interstisium kembali ke plasma. Cairan ekstra yang difiltrasi ke
luar akibat ketidakseimbangan filtrasi reabsorbsi ini diserap oleh sistem
limfe. Kapiler kapiler limfe menyatu yang semakin lama semakin besar dan yang
akhirnya bermuara ke sistem vena dekat dengan titik dimana darah masuk ke
atrium kanan.
Fungsi
sistem limfe
•
Mengembalikan kelebihan cairan filtrasi.
tugas
ini dilaksanakan oleh pembuluh limfe
•
Pertahanan terhadap penyakit.
Limfe
disaring oleh kelenjar limfe sepanjang perjalanan sistem limfe yang banyak
mengandung sel-sel fagositik.
•
Transportasi lemak yang diserap.
sistem
limfe penting dalam penyerapan lemak dari saluran pencernakan, partikel lemak
yang besar sulit untuk masuk ke kapiler darah tapi mudah untuk masuk ke sistem
limfe
•
Mengembalikan protein yang difiltrasi.
sebagian
besar kapiler membiarkan kebocoran sebagian protein plasma selama filtrasi.
Protein protein ini tidak mudah untuk direabsorbsi kembali ke dalam darah tapi
mudah memperoleh akses ke kapiler limfe
edema
•
Penurunan konsentrasi protein plasma
menyebabkan
penurunan tekanan osmotikkoloid plasma
•
Peningkatan permeabilitas dinding
kapiler
lebih
banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan interstisium
•
Peningkatan tekanan vena
ketika
darah terbendung di vena akan terjadi hambatan lairan balik vena dan
peningkatan tekanan di arteri. Kondisi ini akan terjadi edema regional yang
biasanya terjadi pada gagal jantung, kehamilan. Pada ibu hamil terjadi
peningkatan tekanan rongga abdomen sehingga menekan venacava dan berakibat
peningkatan tekanan vena
•
Penyumbatan pembuluh limfe
menimbulkan
edema karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tidak dapat dikembalikan
ke darah melalui sistem limfe