Laman

Sabtu, 28 Januari 2012

Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia


Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Ciri-ciri tumbuh kembang
perubahan dalam aspek fisik dan psikis perubahan dalam proporsi Lenyapnya tanda-tanda yang lama Diperoleh tanda-tanda baru  
Prinsip-prinsip tumbuh kembang
*      proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik
*      pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi
*      variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukemb  
*      mempunyai ciri khas 
*      Never ending process --seumur hidup dan meliputi seluruh aspek
*      Cephalocaudal
*      Proximodistal
*      Differensiasi
*      hal yang unik -- setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya
*      Tugas perkembangan
*      perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat
*      perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya
*      perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1.       Faktor genetik
Ø  faktor keturunan -- masa konsepsi
Ø  bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø  menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Ø  Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2.      Faktor eksternal / lingkungan
         mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
         faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya  :
a.       Keluarga
*      nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
*      Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku
b.       Kelompok teman sebaya
*      lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
*      fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.
c.        Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
      Tahapan proses pembelajaran
ü  mengenali kebutuhan
ü  penguasaan ketrampilan
ü  menjalankan tugas
ü  integrasi ke dalam seluruh fungsi
ü  mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.
d.      Kesehatan
*      Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu
*      Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin)
*      Nutrisi adekuat 
*      Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga 
*      Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu
e.       Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status  sosial ekonomi

Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
a.      Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
                        karakteristik :
         aktivitas melibatkan mulut                                        (sumber utama kenyamanan)
         Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
         Individu yang terfiksasi --- kesulitan mempercayai orang lain, menunjukkan perilaku seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet, merokok, menyalahgunakan obat, minum alkohol, makan terlalu banyak, overdependen.
      Implikasi : prosedur pemberian makan sebaiknya memberikan kenyamanan dan keamanan.
b.       Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)
Karakteristik :
*      Organ anus dan rectum merupakan sumber kenyamanan
*      Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
*      Mengotori adalah aktivitas yang umum
*      Gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan tempertantrum
            Implikasi : “toilet training” sebaiknya adalah sebagai pengalaman yang menyenangkan, pujian yang tepat dapat menimbulkan kepribadian yang kreatif dan produktif
c.       Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik :
Ø  Organ genital sebagai sumber kenyamanan
Ø  Masturbasi dimulai dan keingintahuan seksual menjadi terbukti
Ø  Dapat mengalami kompleks Oedipus atau kompleks Elektra
Ø  Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan kesulitan dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.
Implikasi : mengembangkan identitas seksual. Anak sebaiknya mengenali hubungan dengan orang lain di luar anggota keluarga
d.      Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Karakteristik :
*      energi digunakan untuk aktivitas fisik dan intelektual
*      Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan sexual tidak muncul (tidur).
*      Anak mungkin terikat dalam aktivitas erogenus (perasaan erotik) dengan teman sebaya yang sama jenis kelaminnya.
*      Penggunaan koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini
*      Konflik yang tidak diatasi pada masa ini dapat menyebabkan obsesif dan kurang motivasi diri.
            Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik dan intelektual

Teori perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson
)
  1. Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
*      Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
*      Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
*      Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----  menghasilkan kepercayaan.
*      Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
b.      Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
*      Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
*      Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
*      Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
*      Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
*      jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
c.       Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
*      Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
*      Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
*      Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
*      Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
*      Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
*      Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
d.      Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
*      Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
*      Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
*      Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian
*      Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
*      Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.
*      Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.
e.      Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
*      Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
*      Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
*      Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
*      Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
*      Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas  --- kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
  1. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
*      indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
*      Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
*      Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
*      Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman.
*      Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.
g.      Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
*      indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
*      indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
*      Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang
*      Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi
*      Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
h.       Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
*      indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
*      indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
*      Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
*      Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.
Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a.       fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
§  tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1 bulan)
§  tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
§  tahap 3 : reaksi sirkular sekunder            (4-8 bulan)
§  tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
§  tahap 5 : reaksi sirkular tersier               (12-18 bulan)
§  tahap 6 : intervensi dari arti baru            (18-24 bulan) 
b.      fase preoperasional (2-7 tahun)
*      simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
*      kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis
*      mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut
tahap pre konseptual (2-4 tahun)sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek
tahap intuituf (4-7 tahun)Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
c.       fase konkret operasional (7-11 tahun)
v  memecahkan masalah konkret
v  mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
v  Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan
d.       Fase formal operasional (11-15 tahun)
Ø  pemikiran rasional, bersifat keakanan
Ø  kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah
Ø  menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada
Teori perkembangan moral Kohlberg (1968)
a.       Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun
*      kewaspadaan terhadap moral yang bisa diterima secara sosial
*      Kontrol didapatkan dari luar.
*      Anak menggabungkan label baik dan buruk, benar dan salah dalam perilaku
*      tawar menawar, pembagian yang seimbang dan kejujuran menjadi muncul
*      Hidup dinilai dengan bagaimana anak dapat memuaskan kebutuhan dari orang lain.
- tahap orientasi hukuman dan kepatuhan (lahir - 6 tahun) : Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman
- tahap orientasi egoistik secara sederhana (6-9 tahun) :
            Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.
b.      Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun
*      Usaha dilakukan untuk menyenangkan orang lain.
*      Kontrol didapat dari dalam
*      Anak setia dan peduli pemeliharaan dan pengharapan keluarga tanpa memperhatikan konsekuensinya
- tahap “ anak laki-laki yang baik, anak perempuan yang manis” (9-10 tahun)
ü  Keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain merupakan hal yang paling sering.
ü  Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan
ü  Hidup dinilai dari seberapa bagus hubungan interpersonal dengan mengidentifikasi kepentingan individu secara emosional.
- tahap autoritas memeprtahankan moralitas (10-13 tahun)
ü  Anak melakukan kewajiban untuk menghindari kritik oleh yang berwenang
ü  Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi sosial seperti sekolah
c.        Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal
*      individu memperoleh nilai moral yang benar
*      kontrol adalah dari dalam
*      Pencapaian nilai moral yang benar terjadi setelah dicapai formal operasional
*      Tidak semua orang mencapai tingkat ini
- orientasi kontraktual dan legalistik
*      Individu memilih prinsip moral untuk mematuhi atau meninggalkan aturan
*      Individu berhati-hati untuk tidak melanggar hak-hak dan kehendak orang lain
*      Terjadi konflik pandangan moral dan legal
*      Orang akan bekerja untuk mengubah aturan.
- orientasi prinsip etis yang universal
            Individu bersikap dalam cara yang menghargai martabat. Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikiran dari dalam diganggu, akan muncul rasa bersalah.

Aplikasi konsep tumbuh kembang dalam keperawatan
*      Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh kembang klien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan
*      Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
*      Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku klien, dan memberikan intervensi keperawatan
*      Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai usia
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar