Laman

Sabtu, 28 Januari 2012

Konsep care,holisme,humanisme dan transkultural nursing


Konsep care,holisme,humanisme dan transkultural nursing
Pendahuluan
   Sebagai perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan soft skill sebagai perawat yaitu, empati, bertanggung jawab, dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup.Diharapkan perawat mampu memahami tentang caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat/ners.
Teori caring dalam keperawatan
      Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
      Menurut Pasquali dan Arnold serta Watson,human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain.
      Waston yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia.
      Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorentasi pada tujuan membantu dan mengaktualisasi diri, dan juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati.
      Sobel mendefenisikan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain.
      Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien.
      Marriner dan Tomey yang menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktek keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.
      Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotavasi tindakan.
      Caring juga didefenisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
      Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersifat caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burrough).
Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada 7 asumsi yang mendasari konsep caring yaitu:
1. Caring hanya akan efektif bila dperlihatkan        dan dipraktekkan secara interperonal.
2. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
4. Caring merupakan respon yang dterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang terebut nantinya.
5. Lingkungan yang penuh caring sangat        potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruh seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
6. Caring lebih kompleks daripada curing,
7. Caring merupakan inti dari keperawatan
Watson juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin 10 faktor karatif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar adalah sebagai berikut:
  1. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik.
  2. Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik.
  3. Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.
  4. Mengembangkan hubungan saling percaya.
  5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan yang positif dan negatif klien.
  6. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan.
  7. Peningkatan pembelajaran dan interpersonal
  8.  Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung.
  9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.
  10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai.

Leininger mengemukakan teori “culture care diversity and universality”,beberapa konsep yang didefenisikan antara lain:
1. Kultural berkenaan dengan pembelajaran
2. Keanekaragaman kultural
3. Cultural care
4. Dimensi struktural dan budaya
5. Care sebagai kata benda
6. Care sebagai kata kerja
7. Caring dalam profesionalisme perawat

Sebagai seorang perawat kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya.Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia).
Menurut Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang terhadap caring dipengaruhi oleh dua hal yaitu persepsi tentang caring dan konsep perawat sebagai disiplin ilmu dan profesi.
Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan.Inti dari asuhan keperawatan adalah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.
HOLISME
Holisme adalah nama yang diberikan kepada keyakinan bahwa adalah penting, semua terkait erat. Holistik melihat dirinya terus menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap yang lain (manusia, hewan, tumbuhan dan objek) sebagai yang lain. Holistik memandang pemisahan sebagai ilusi yang diciptakan oleh pikiran.
HUMANISME
Humanisme adalah cara berfikir bahwa mengemukakan konsep dari peri kemanusiaan  sebagai fokus dan satu-satunya tujuan.
Kamus umum mendefenisikan humanisme sebagai”sebuah pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritas supernatural manapun.
TRANSKULTURAL NURSING
      Transkultural Nursing adalah  area  atau wilayah keilmuan budaya pada proses belajar  dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sifat didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya/keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,2000).
KONSEP DALAM TRANSKULTURAL NURSING
Ø  Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dpelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfkir, bertindak dan mengambil keputusan.
Ø  Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
Ø  Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan adalah bentuk yang optimal dari pemberi asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya indvidu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger).
Ø  Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
Ø  Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
Ø  Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia
Ø  Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya.
Ø  Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada indivdu, keluarga, dan kelompok.
Ø  Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antispasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar