SHOCK KARDIOGENIK
By: FAISAL ASDAR,
S.Kep, Ns
PENDAHULUAN
Shock
Suatu
sindroma klinis dimana terdapat kegagalan dalam hal mengatur peredaran darah
dengan akibat terjadinya kegagalan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
atau dengan istilah lain disebut Kegagalan Sirkulasi.
DEFINISI
Shock
Gangguan dari perfusi jaringan yang terjadi
akibat adanya ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke sel dengan kebutuhan oksigen
dari sel tersebut.
Semua jenis shock mengakibatkan
gangguan pada perfusi jaringan yang selanjutnya berkembang menjadi gagal
sirkulasi akut atau disebut juga sindroma shock
It Is Not LOW BLOOD PRESSURE .....
But
But
It Is HYPOPERFUSION…!!!
TAHAPAN SHOCK
Shock
dibagi dalam “3 Tahap” yang semakin lama semakin berat :
- Tahap I. Shock berkompensasi (non-progresif), ditandai dengan respons kompensatorik, dapat menstabilkan sirkulasi, mencegah kemunduran lebih lanjut.
- Tahap II. Tahap progresif, ditandai dengan manifestasi sistemis dan hipoperfusi serta kemunduran fungsi organ.
- Tahap III. Refrakter (irreversible), ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak dapat lagi dihindari yang pada akhirnya menuju kematian.
SHOCK CARDIOGENIC
PENGERTIAN
Tjokronegoro, 2003
Shock
Kardiogenik adalah sindrom Shock kegagalan sirkulasi perifer
yang menyeluruh dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya
disebabkan oleh perfusi jaringan yang tidak adekuat.
Hollenberg S, 2004
Shock
Kardiogenik adalah didasarkan pada sebuah sirkulasi darah yang
tidak memadai akibat kegagalan primer dari ventrikel jantung untuk berfungsi
secara efektif.
DEFINISI
KLINIS
Mencakup :
n Curah
jantung yang buruk
n Terjadinya
hipoperfusi sistemik
à timbul hipoksia
jaringan à dimana
sel jaringan dan
organ mengalami disfungsi yang
bersifat reversibel, tetapi
bila hipoperfusi menetap maka
akan menjadi irreversibel dan nekrosis.
ETIOLOGI
Shock
Kardiogenik terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh
tubuh, paling sering shock kardiogenik terjadi ketika ruang utama jantung yang
memompa yaitu “ventrikel kiri“ disfungsi atau mengalami kerusakan.
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TIMBULNYA SYOK
KARDIOGENIK
- Umur yang relatif lebih tua pada syok kardiogenik (> 60 tahun)
- Telah terjadi payah jantung sebelumnya
- Adanya infark lama dan baru
- Lokasi pada dinding anterior lebih sering menimbulkan syok
- IMA yang meluas secara progressif
- Komplikasi mekanik IMA : septum sobek, insufisiensi mitral
- Gangguan irama dan nyeri yang hebat
- Faktor ekstramiokardial : obatan-obatan penyebab hipotensi atau hipovolemia
PRINSIP DIAGNOSIS
SHOCK KARDIOGENIK :
1.
Kriteria Hemodinamik :
a.
Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg atau 30-60
mmHg dibawah batas bawah sebelumnya
b.
Keluaran urine < 20 ml/jam
c.
Indeks jantung < 2,1 L/menit
2.
Kriteria Klinis :
a.
Akral “kulit” dingin dan lembab
b.
Sianosis
c.
Perubahan mental “disorientasi”
d.
Pasien nampak sesak dan sulit bernapas
MANIFESTASI KLINIK
Anamnesis (Riwayat Penyakit)
Timbulnya Syok Kardiogenik à IMA :
- Timbul tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan miokard masif atau ruptur dinding bebas ventrikel kiri
- Timbul secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
- Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada, tapi sering disertai dengan sesak napas akut.
PEMERIKSAAN FISIK
* Diaforesis (kulit basah)
* Pernapasan cepat (takipnea) dan dalam
* Denyut cepat
* Ronki akibat bendungan paru
* Bunyi jantung lemah, dengan bunyi jantung 3 (S3)
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
- EKG “Elektrokardiogram”
- Foto thoraks “Radiografi”
- Ekhokardiografi
- Angiografi koroner
- Pemeriksaan Laboratorium :
o
Darah lengkap
o
Enzim jantung
o
Kreatinin & BUN
o
Gas darah arteri
PENANGANAN (1 A)
Pendekatan terapi Shock Kardiogenik – IMA :
- Resusitasi Umum :
n Monitoring irama jantung dan tekanan
darah.
n Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit dan
asam-basa.
n Perbaiki volume intravaskuler.
- Perbaiki Fungsi Sistolik :
n Pemberian obat katekolamin.
n Circulatory-support devices.
n Restorasi aliran darah koroner
PENANGANAN (1 B)
Pendekatan terapi Shock Kardiogenik – IMA :
- Memaksimalkan Preload dan Afterload :
n Pemberian cairan atau diuretik.
n Obat vasodilatasi.
- Diagnosis dan penatalaksanaan disfungsi mekanis struktur intrakardiak : katup mitral, septum ventrikel dan dinding jantung .
PENANGANAN (2)
TERAPI FARMAKOLOGIK :
1.
Morfin sulfat ® Rasa
nyeri
2.
Oksigen ®
Sesak, Hipoksia & Rasa cemas
3.
SulfaT atropin ® Bradikardia
4.
Dopamin & Dobutamin ® u/
Perfusi arterial & kontraktilitas
5.
Diuretik ® u/
Kongesti paru
6.
Nitrogliserin ® u/ Mengurangi oklusi akibat
vasokonstriksi
PENANGANAN (3)
TERAPI MEKANIK :
- INTRA AORTIC BALLON PUMP (IABP)
- ANGIOPLASTI KORONER LANGSUNG
- BEDAH PINTAS ARTERI KORONER
KOMPLIKASI
SYOK KARDIOGENIK
a.
KARDIOPULMONARY
ARREST
b.
DISRITMIA
c.
GAGAL
MULTI SISTIM ORGAN
d.
SISA
TROMBOEMBOLI
e.
STROKE
f.
KEMATIAN
PROGNOSIS
Pada Infark
Miokard Akut:
Prognosis
shock kardiogenik secara umum sangat buruk meskipun insidennya telah menurun.
Pada penderita shock akibat IMA, prognosis tergantung pada luasnya infark
miokard. Mortalitas rata-rata dari berbagai pusat perawatan jantung sekitar
60-70%.
PROGNOSIS
Prognosis
menurut pembgian “KILLIP” adalah sebagai berikut :
- Kelas I : Tidak ada kongesti paru atau vena. Mortalitas 0-5%.
- Kelas II : Gagal jantung kanan, kongesti hepar dan paru, gagal jantung kiri sedang, ronkhi pada basis paru. Mortalitas 10-20%.
- Kelas III : Gagal jantung berat, edema paru. Mortalitas 35-45%.
- Kelas IV : Shock, tekanan sistolik < 80-90 mmHg, sianosis perifer, gangguan mental, oliguri. Mortalitas 85-95%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar