Laman

Kamis, 21 Juni 2012

kardio 2 faisal RJP (RESUSITASI JANTUNG-PARU)


RJP (RESUSITASI JANTUNG-PARU)

RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)
            Resusitasi Jantung-Paru (RJP) adalah suatu tindakan darurat, sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.

RJP

MATI KLINIK                      MATI BIOLOGIK
(REVERSIBEL)                  4 - 6 Menit                   (IRREVERSIBEL)

PRINSIP RJP
            adalah mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke organ vital terutama jantung dan otak.
                         
TEKNIS PELAKSANAAN RJP :
q  Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong
q  Tanyakan kondisi untuk memastikan kesadaran dari korban atau pasien.
            Untuk memastikan korban dalam keadaan sadar atau tidak penolong harus melakukan upaya agar dapat memastikan kesadaran korban. Dapat dengan cara menyentuh atau menggoyangkan bahu korban dengan lembut untuk mencegah pergerakan yang berlebihan, sambil memanggil namanya atau Pak!!! / Bu!!! / Mas!!! / Mbak!!!
q  Pukulan Prekordial
            Dilaksanakan bila terjadi henti kardiosirkulasi pada monitor jantung, bila jantung tidak menjadi hipoksia lebih dari 30 detik dan bila bradikardia berat menjadi asitolik. Dalam keadaan ini pukulan denga tinju pada pertengahan sternum dari ketinggian 30 cm dapat menimbulkan aktivitas listrik yang menghasilkan kontraksi otot jantung.
q  Memanggil atau Meminta Pertolongan 
            Meminta pertolongan. Jika ternyata korban tidak memberikan respon terhadap panggilan, segera minta bantuan dengan cara berteriak “Tolong!!!” untuk mengaktifkan sistem pelayanan medis yang lebih lanjut.
q  Airway (Pembersihan Jalan Napas)
            Jika klien tidak sadar jalan napas harus dibersihkan. Jika klien tidur terlentang aliran udara sebagian atau secara total dapat tertutup sebab lidah jatuh ke belakang sepanjang rahang bawah.
q  Airway (Pembersihan Jalan Napas)
            Cara mengangkat dagu adalah dengan menekan kepala untuk membuka jalan napas. Salah satu tangan mengangkat dagu, sedangkan tangan yang lain diletakkan pada garis rambut. Pengangkatan dagu akan menarik rahang bawah ke depan, dan pada saat yang sama kepala hiperekstensi dan mulut terbuka oleh tangan yang lain. Perhatikan apakah ada hembusan napas yang keluar dari mulut dan hidung mengenai pipi sambil memperhatikan adanya pergerakan pernapasan.
            Jika membersihkan jalan napas dan pertukaran udara ternyata tidak efektif maka penghilangan sumbatan jalan naps harus segera dilakukan dengan segera. Untuk iti diperlukan Gerakan Esmarch untuk membuka mulut .
            Pembersihan jalan napas ini juga dilakukan untuk mencegah aspirasi benda asing (bolus). Obstruksi karena bolus dapat terjadi tiba-tiba pada saat makan. Asfiksia segera timbul yang diikuti oleh gangguan kesadaran dan akan disertai henti jantung dalam beberapa menit
Jika jalan napas mengalami obstruksi total, klien akan mengap-mengap dan menggenggam lehernya dalam keadaan panik dan tak bernapas atau berbicara. Penyumbatan karena benda asing biasanya terjadi pada bagian hipofaring di bawah laring. Cara  Manuver Heimlich (penekanan perut) dapat dilakukan, yang dapat diulang sampai bolus tersebut keluar.
q  Breathing (Ventilasi/Oksigenasi)      
  1. Ventilasi Mulut ke Hidung
Tangan penolong diletakkan sejajar dengan garis batas rambut dan di bawah dagu, kepala hiperekstensi dan menarik rahang bawah ke depan dan mulut tertutup, pada klien tidak sadar posisi antara bibir bawah dan dagu digunakan untuk menutup mulut.
  1. Ventilasi Mulut ke Mulut
Napas bantuan dari mulut ke mulut hanya dikerjakan bila ada sumbatan jalan napas di hidung. Posisi ibu jari tidak terletak antara bibir bawah dan dagu tetapi langsung pada puncak dagu; mulut dibuka selebar jari tangan dan tangan yang lain diletakkan pada batas rambut, ibu jari serta jari telunjuk menekan lubang hidung hingga tertutup.
Prinsip Breathing; Lihat, Dengar & Rasakan
  1. Ventilasi dengan Teknik Kantong & Masker
      Penatalaksanaan teknik ventilasi dengan menggunakan teknik kantong (amboebag) dan masker memiliki prinsip yang sama dengan metode ventilasi mulut ke hidung. Pertama, melakukan kepatenan jalan napas dengan melakukan manuver chin lift. Berikan bantuan napas 12 kali per menit.
CIRCULATION
q  PERIKSA TANDA-TANDA SIRKULASI
q  RABA NADI KAROTIS / FEMORALIS

A.       Jika ada tanda sirkulasi
q  Lanjutkan napas buatan à sampai pasien bisa napas spontan.
q  Tiap menit periksa kembali tanda-tanda sirkulasi (10 detik).
q  Jika bernapas tapi tidak sadar è “RECOVERY POSITION”
B.       Jika tidak ada tanda sirkulasi è HENTI JANTUNG.
q  Segera pijat jantung.
q  Lokasi pijatan :
a.      2 jari proksimal processus Xhypoideus.
b.      ½ bagian bawah sternum.

Teknik pijat jantung
q  Letakkan satu tangan pada titik tekan, tangan lain di atas punggung tangan pertama.
q  Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum.
q  Tekan ke bawah 4 – 5 cm pada orang dewasa.
q  Kompresi secara ritmik & teratur 80-100 kali/menit (2 pijatan/detik).
q  Rasio pijat dan lepas = 1 : 1.
q  Rasio pijat dan napas buatan :
Ø  30 : 2

Resusitasi Jantung-Paru dihentikan Jika:
q  Ada tanda-tanda kehidupan.
q  Fungsi jantung tidak dapat dipulihkan kembali
q  Bantuan yang lebih mampu datang.
q  Penolong kelelahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar