Laman

Minggu, 29 Januari 2012

Asma


Asma
Asma merupakan penyakit pernapasan kronik yang banyak diderita oleh anak-anak. Faktor risiko eksogen dan reaksi alergi merupakan faktor yang penting dalam terjadinya asma ini. Biasanya, serangan asma terjadi pada awal-awal, dan terdapat beberapa faktor risiko seperti penyakit atopik, suara mengi, dan riwayat keluarga asma.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma:3
  • Alergen lingkungan
  • Infeksi virus traktus respiratorius
Virus juga dapat menjadi penyebab asma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus dapat menstimulasi sel untuk memproduksi IgE, dan dapat menstimulasi saraf yang memicu konstriksi saluran bronkus. Selain itu, bronkus yang terinfeksi oleh virus menjadi lebih sensitif dan dapat meningkatkan risiko munculnya asma.Penyebab infeksius lain, yaitu klamidia dan mikoplasma, dapat menyebabkan asma kronik.4
  • Latihan fisik
Latihan fisik dapat memicu terjadinya asma melalui bronkospasme akut. Asma akibat latihan fisik terdapat pada pasien yang memiliki riwayat asma, atau pada pasien normal yang memiliki rinitis alergi, atopi, dan kistik fibrosis. Adanya asma dapat dipicu oleh kehilangan cairan pada jalan napas, kehilangan panas, atau kombinasi keduanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi bronkospasme yang diinduksi latihan fisik yaitu:
  • Pajanan terhadap udara dingin atau udara kering
  • Polutan lingkungan, seperti sulfur, ozon
  • Derajat hiperreaktivitas bronkus
  • Durasi dan intensitas latihan
  • Eksposur alergen
  • Infeksi respirasi
  • Genetik
Kelainan genetik yang dapat menyebabkan asma yaitu adanya mutasi ganda dan melibatkan gen polimorfisme yang mengkode hidrolase platelet-activating factor. Faktor genetik juga berpengaruh pada produksi limfosit T yang tidak seimbang, seperti produksi Th2 yang berlebih. Hal ini mengakibatkan produksi IgE berlebih sehingga pasien mudah tersensitisasi terhadap faktor lingkungan.3
Terdapat 10 gen yang menunjukkan kaitan dengan kemunculan asma. Gen ADAM33 yang terletak pada kromoson 20 dapat menyebabkan hiperresponsif bronkial dan meningkatkan risiko munculnya asma. Gen PHF11, yang terletak pada kromoson 13, merupakan gen penyebab asma, namun mekanisme pastinya masih belum jelas. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa gen PHF11 ini berperan dalam mengatur sel yang memproduksi IgE.4
  • GERD, akibat adanya refleks vagal atau refleks lain, dan dapat meningkatkan resistensi dan reaktivitas jalan napas.
  • Sinusitis/rinitis kronik, merupakan faktor eksaserbasi asma yang penting, karena dapat memperburuk gejala pada jalan napas.
  • Hipersensitivitas terhadap aspirin/NSAID; dosis tunggal pemakaian aspirin dapat menyebabkan eksaserbasi asma, yang dapat disertai dengan iritasi konjungtiva dan flushing pada kepala dan leher.
  • Penggunaan beta-adrenergik receptor blocker
  • Obesitas
  • Polutan lingkungan
  • Pekerjaan
  • Iritan (parfum, cat)
  • Faktor emosional
  • Faktor perinatal, seperti prematurias, usia maternal, kebiasaan merokok ibu saat hamil
Patofisiologinya melibatkan inflamasi jalan napas, obstruksi aliran napas, dan hiperresponsif bronkus. Adanya edema pada jalan napas dan sekresi mukus dapat mempengaruhi derajat asma. Selain itu, terdapat sel mononuklear, infiltrasi eosinofil, hipersekresi mukus, deskuamasi epitel, dan hiperplasia otot poloS

1 komentar:

  1. thanks , bagus untuk persentase ujian proposal aku nanti . . . makasihh :D

    BalasHapus