Laman

Rabu, 27 Juni 2012

IDK 2 PAK ARHAM KEB SEKSUAL & HORMON REPRODUKSI


HORMON YANG BERPENGARUH PADA SISTEM REPRODUKSI
HORMON YANG BERPERAN PADA SISTEM REPRODUKSI
Hormon Pada Sistem Reproduksi Pria :
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu Testosteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH(Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testosteron
            Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit  
            sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
            LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
            FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
            Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
            Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Hormon Pada Sistem Reproduksi Wanita
            Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalahdalam siklus menstruasi.
Siklus menstruasi
Fase menstruasi
            Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen & progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi.
Fase pra-ovulasi
            Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuhsampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen.
Fase ovulasi
            Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskanLH.
Fase pasca-ovulasi
            Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSHakan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteronmendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara.
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL
Pengertian
Seks adalah topik yang sudah lama dianggap tabu untuk diperbincangkan oleh orang dewasa. Seksualitas sulit untuk didefinisikan karena seksualitas memiliki banyak aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam perilaku.
Kesehatan seksual adalah pengintegrasian aspek somatik (tingkah laku berpola), emosional, intelektual dan sosial dari kehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975)
Tinjauan Seksual Pada Beberapa Aspek 
Aspek Sosiokultural
            Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur.
Aspek Agama dan Etik
            Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat mengakibatkan konflik internal.  Apa yang dianggap seseorang benar dan salah secara seksual didasarkan terutama pada agama.

Aspek Psikologi
            Pandangan thd identitas jenis kelamin, perasan diri sendiri thd kesadaran identitasnya. Seksualitas mengandung perilaku yang dapat dipelajari. Apa yang sesuai dan dihargai, dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.
Perkembangan Seksual
1.MasaPranatal dan Bayi
            Tahap Oral
            Kenikmatan dpt dicapai dgn cara menghisap, menggigit,  mengunyah/ bersuara.
            Tahap anal (1-3 th).
   Kepuasan pd saat pengeluaran feses
Masa Usia Bermain dan Prasekolah (1-5/6 thn)
Anak mengamati perilaku orang dewasa, mulai untuk menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama dan mempertahankan /memodifikasi perilaku yang didasarkan pada umpan balik orangtua.
Eksplorasi dapat mencakup mengelus diri sendiri, manipulasi genital; memeluk boneka,hewan peliharaan atau orang disekitar mereka; dan percobaan sensual lainnya.
Pertanyaan tentang dari mana bayi berasal atau perilaku seksual yang diamati oleh anak harus dijelaskan dengan terbuka, jujur dan sederhana.

Masa Usia Sekolah (6-10 tahun)
Penekanan tentang seksualitas datang dari orangtua dan gurunya tetapi lebih signifikan dari kelompok teman sebayanya.
 Anak-anak dalam kelompok usia ini akan terus mengajukan pertanyaan tentang seks dan menunjukkan kemandirian mereka dengan menguji perilaku yang sesuai. Sebagian anak laki-laki dan wanita sudah mengalami masa
            pubertas.
Masa Pubertas
Tahap Genital (>12 th)
            Kematangan fisik & Psikososial: trjd perbuahan citra tubuh (body image), perhatian terhadap perubuhan tubuh: BB, TB, perkembangan otot, bulu pubis, buah dada dan menstruasi, mempelajari perilaku.

Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur
Pada usia18-30 th
            Terjadi perubahan hormonal:
   P^ estrogen,P ^ cairanvagina,
            P ^ reaksi ereksi
P ^ ukuran penis dan semen. Proses pernikahan dan memiliki anak sehingga terjadi perubahan peran
Masa Dewasa Tua
P v cairan vagina, P v  intensitas orgasme & terjadi atrofi vagina dan jaringan payudara.
P v produksi sperma, berkurangnya intensitas orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, dan pembesaran kelenjar prostat,
SIKLUS RESPON SEKSUAL
Fase1:Excitement/Perangsangan :
• Tahap awal dlm merespon seks
• Wanita : byk lendir vagina, dinding vagina menebal, sensitivitas klitoris meningkat, putting menegang, ukuran payudara meningkat
• Pria : ereksi penis, penebalan dan elevasi skrotum
Fase2:Dataran tinggi (plateau)
• Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora, elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
• Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
Fase 3:Orgasme
 Wanita :
 Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas, perubahan warna payudara dan alat kelamin
Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja) hiperventilasi dan peningkatan nadi
Pria : relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi, ejakulasi
Fase4: Resolusi
Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi, tekanan darah, otot2
Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
Pada tahap resolusi pria mengalami periode refraktori (pemulihan) bila dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme kembali
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH SEKSUAL
Disfungsi seksual b.d perubahan struktur tubuh, perubahan fungsi tubuh.
Perubahan pola seksualitas b.d ketakutan kehamilan, kerusakan hubungan dengan orang lain,konflik dengan orientasi seksual.
Sindrom trauma perkosaan b.d perkosaan
Perubahan body image b.d biophysical.
Chronic low self steem/Situational self esteem r.t disturbed body image,functional impairment.

Kebutuhan Seksual & Perilaku Seksual:
Perbedaan
Kebutuhan Seksual
  Berasal dari dorongan seksual (sexual drive) akibat bentukan hormonal.
  Berusia purba,  pada dasarnya tidak ada beda antara manusia &  hewan.
  Secara gradatif mulai tersalurkan sejak dan dalam proses  wet dreaming-liking-dating-mating.
Perilaku Seksual
  Cara belajar memenuhi kebutuhan seksual, khususnya yang  diterima secara sosial.
  Olehkarenanya, amat tergantung  konteks sosial, tempat dan waktu.
  Pada dasarnya perilaku bisa  diubah (modifikasi) dan bisa diadakan coping (penyesuaian diri).
Kebutuhan Seksual : Perbedaan Cara Pandang
Freudian
All about coitus.
Indikatornya: penis-vagina dan organ-organ seksual lainnya.
Sama antara pria dan wanita; hanya pada pria jauh lebih ekspresif.
Cognitive Paradigm
  Sex itu pada dasarnya tentang perbedaan. Mulai dari beda kelamin, peran sosial hingga perilaku seks.
  Seks bertujuan untuk pemenuhan, mulai dari rekreasi hingga prokreasi.
  Terkait perbedaan, kerapkali tidak terjadi secara wajar; yang satu memaksakan dan meng-opresi yang lain.
Tampilan Perilaku Seksual (1)
Di masyarakat barat, indikator perilaku seksual adalah: aktif & tidak aktif. Di masyarakat timur, indikatornya: menikah & tidak menikah.
Di masyarakat barat, usia pertama kali berhubungan seks adalah 12 tahun, maka marak kampanye virginitas. Di masyarakat timur, anak usia sama baru sampai wet dreaming dan liking.
Klub sepakbola Inggris mengajak istri menemani para suami bertanding. Klub Italia & Perancis melarang karena takut suami kelelahan.
Pendapatan serta pengunjung situs porno di internet 12 x lebih tinggi dibanding situs manapun. Walau sudah ada UU Pornografi, penjual pil biru dan perlengkapan seks tidak berkurang pasarnya.
Tampilan Perilaku Seksual (2)
  Remaja (khususnya pria), atau pria yang jauh dari istri, melakukan masturbasi – replacement.
  Baby doll menjadi alat pemuas sex yang paling digemari – substitution.
  Film porno digemari pria yang belum pernah berhubungan seks dan pria setengah baya – projection.
  Aktivitas seks pra-nikah atau diluar nikah seperti masyarakat barat – imitating.
  Kehidupan selibat di kalangan rohaniwan Katolik   avoidance.
TAHAPAN SEKSUAL PRIA
Usia Remaja (Teens)

Puncak gairah tertinggi dalam tahapan kehidupan seks seorang pria terjadi di usia sekitar 17 atau 18 tahun. Pria pada usia ini hanya membutuhkan sedikit rangsangan seks atau tidak sama sekali stimulasi untuk membangkitkan
gairahnya, dan umumnya sulit menahan ereksi. Gairahnya timbul seperti orang kelaparan. Mereka menjadi terganggu, tergantung, dan sulit menghindar.

Pria pada usia ini cepat mencapai orgasme, dan sesaat melakukan hubungan intim lagi setelah itu. Barang kali ini pengaruh dan tingginya hormon testosteron. Kelelahan juga bukan alasan. Mereka tetap mampu bekerja sepanjang hari, bergadang, dan berhubungan intim. Masalah terbesar yang menghantui pria pada usia ini adalah ejakulasi primer.
Usia 30-an

Tetap bisa melakukan hubungan intim sesering mungkin, namun frekuensi spontanitasnya menurun.
            Di usia ini, ketika pria mulai kaya dengan teknik bercintanya,  Dia telah berubah dari seorang pemuda yang lapar seks menjadi pria dewasa yang mengerti kebutuhan seks.  Pada usia ini, pria mungkin masih meneruskan kebiasaannya bermasturbasi, kendati tak sering seperti saat remaja.

Pikirannya lebih dipusatkan pd kehidupan, stress, karier, problem keluarga, dan pengaruh kuat dalam kehidupan seksnya.  Dan seks kini jadi pilihannya yang kedua.



Usia 40-50-an

Kemampuan sex tergantung pada kondisi mental dan fisiknya, senang pada ciuman atau sekedar sentuhan kecil yang membangkitkan gairah. Kadang depresi dan perlu waktu untuk membuatnya kembali bergairah.  Cepat ejakulasi dan cepat orgasme. Yang jadi momok pada usia ini adalah terlambat ereksi, inilah puncak krisis pria tengah baya. Dan cukup menimbulkan stress bagi pria. Padahal kaum wanita justru mencapai puncak gairah pasca usia 40. awal problem yang serius, dan perlu penanganan seorang ahli.
Pertengahan 50-60-an


Pada usia 50-an, keinginan dan gairah seorang pria mudah diredam oleh kelelahan atau stress. Sudah jarang baginya untuk bisa mencapai puncak lebih dan sekali dalam waktu 24 jam. Ereksinya juga agak lemah, kendati mungkin gairahnya masih setinggi usia 40-an. Faktor kesehatannya bisa jadi penghalang untuk mencapai kepuasan maksimal. Tekanan darah tinggi, problem penyakit jantung atau pemakalan obat-obatan bisa mempengaruhi kehidupan seks pria usia ini. Selama kesehatan mereka prima, pria dapat terus melakukan hubungan intim selama hidupnya..




MODEL PEMENUHAN SEKSUAL
DI USIA REMAJA
Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan
Pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan
Kepuasan seksual. Hal ini sekali-sekali dilakukan oleh
sebagian besar pria maupun wanita.
Frekuensi masturbasi kira-kira 60% di antara para gadis
dan 95% diantara para pemuda. Menurut Kinsey dkk,
sedikitnya 92% diantara pria dan 70% - 80% diantara wanita
pernah mengalami masturbasi.
ALASAN MELAKUKAN MASTURBASI :
Antara lain akibat putus cinta/patah hati, tidak berani melakukan senggama dengan pasangan karena belum ada ikatan yang sah, fantasi dengan tokoh yang diidamkan, kondisi keluarga yang berantakan, sekedar ingin coba-coba atau hanya sekedar iseng dan terpengaruh oleh teman, cari pengalaman, gengsi atau bahkan karena dorongan yang
memuncak dari nafsu seks akibat perkembangan hormon seks atau rangsangan seks yang begitu intens dari luar (berupa buku-buku, gambar porno, film biru dan lain-lain).
Cara Menghentikan Masturbasi
Untuk menyembuhkan kebiasaan masturbasi, dapat dicegah
dengan cara-cara berikut ( Abu, 2007 ):
a. Usaha penyembuhan bagi kebiasaan buruk ini haruslah diniatkan karena Allah semata ; karena ingin mematuhi-Nya dan karena takut akan hukuman-Nya.
b. Penyembuhan tercepat dan permanen bagi kebiasaan masturbasi adalah pernikahan.
c. Berusahalah menyibukan diri dengan hal-hal positif bagi kehidupan dunia dan akhirat, dengan mengalokasikan waktu tersebut pada hal yg lebih baik/berguna, misalnya dengan olahraga, main musik, atau hobi lainnya.
d. Menundukan pandangan, menghindari diri dari melihat hal-hal yang diharamkan.
e. Gunakan waktu luang untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menambah pengetahuan agama.
f. Jauhkan diri dari khayalan dan ilusi.
g. Memperkuat kekuatan niat dan hindari menghabiskan waktu sendirian. Berkumpullah dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dunia dan akhirat.
h. Berpuasa, sebab dengan puasa dapat membendung gejolak seksual seseorang.
i. Mengikuti sunah Nabi saw. Ketika akan tidur, seperti membaca doa, tidur pada sisi kanan tubuh, dan menghindari tengkurap.
j. Berusaha sabar dalam berjuang dengan menjaga kesucian. Minta bantuan ahli (seperti ustadz dan psikiater).
k. Yang lebih penting dari itu adalah memperkuat daya kemauan. Usaha itu hanya mungkin terwujud apabila seseorang secara jujur dan tulus hendak melepaskan diri dari kebiasaan buruk itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar