Laman

Senin, 25 Juni 2012

winarti TEORI MOTIVASI


TEORI MOTIVASI UNTUK PROTEKSI
DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK IV
Definisi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere, yang berarti  “menggerakkan” (to move).

Dorongan dari dalam diri individu berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi  keinginan dan kebutuhanya(silalahi, 2002)

Motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah  kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan yang ada pada individu yang bersangkutan.Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut (Supriyono,2003)

Suatu variabel perantara yang digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang dapat membangkitkan, mempertahankandan menyalurkantingkahlakukearahsuatutujuantertentu(J.P. Chaplin).

Motivasi berhubungan dengan kekuatan(dorongan) yang beradadi dalam diri manusia.

Motivasi tidak dapat terlihat dari luar.

Motivasi dapat menggerakkan manusia untuk menampilkan suatu tingkah laku kearah pencapaian suatu tujuan.
Tingkah laku dapat dilandasi oleh berbagai macam motivasi.

Konsep Motivasi Untuk Proteksi
ž  konsep motivasi untuk proteksi menyatakan  bahwa seseorang  yang mempunyai persepsi yang baik mengenai kerentanan terkena penyakit, keparahan penyakit yang di deritanya dan memiliki respon efektif serta kemapuan diri yang baik untuk mencegah atau mengatasi suatu penyakit maka akan memiliki niat yang baik pula (shaluhiyah 2007)
Proses Motivasi
Motivasi merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang
                khusus dan terarah pada tujuan tertentu sekalipun rumusan tentang
                motivasi dibatasi hingga purposif, atau yang diarahkan pada tujuan.
                Manusia sebagai mahluk sosial berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan    expektansi.
Jenis-Jenis Motivasi

Pada pokoknya motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.       Motivasi Intrinsik
ž  Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri sendiri.
ž  Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
ž  Motivasi intrinsik didefinisikan juga sebagai motivasi yang hidup dalam diri individu dan berguna dalam situasi kerja yang fungsional.
2.       Motivasi Ekstrinsik
ž  Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar.

Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi tersebut adalah:
1.       Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu tindakan atau perbuatan.
2.       Motivasi berfungsi sebagai pengaruh artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
3.       Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Tujuan Motivasi
 Tujuan-tujuan motivasi antara lain:
1.       Mendorong gairah dan semangat kerja.
2.       Meningkatkan produktivitas
3.       Meningkatkan kedisiplinan.
4.       Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi.
5.       Meningkatkan tingkat kesejahteraan.
6.       Mempertinggi rasa tanggung jawab.

Teori Hierarkhi Kebutuhan
(Maslow) (1)
1.       Kebutuhan fisiologis:
ž  Kebutuhan yang paling dasar
ž  Dorongan kuat pada diri manusia untuk survive (makan, minum& oksigen)

2.       Kebutuhanakan rasa aman:
ž  Standar hidup, jaminan, takut kehilangan pekerjaan

3.       Kebutuhan sosial:
ž  Kebutuhan untuk dicintai& mencintai
ž  Merasa bagi andari suatu kelompok (diterima disuatu kelompok)
ž  Persahabatan & keakraban

4.       Kebutuhan akan harga diri:
ž  Cukup dipandang
ž  Memberikan kontribusi pada orang lain
ž  Status& penghargaan

5.       Kebutuhan untuk mewujudkan diri:
ž  Perasaan bahwa pekerjaan yang dilakukan menghasilkan prestasi (sense of accomplishment)

TEKNIK MEMOTIVASI
ž  Pendekatan pada individu:
Memberikan perlakuan khusus pada individu.
ž  Pendekatan pada Pekerjaan:
Merancang pekerjaan sehingga memberikan kepuasan kerja bagi individu pekerja.
PENDEKATAN PADA PEKERJA
ž  Kompetisi:
Menciptakan situasi persaingan sehat sehingga meningkatkan motivasi
ž  Motivasi Internal:
Membangkitkan motivasi internal dengan melakukan kerja yang baik kepuasan kerja

PENDEKATAN PADAPEKERJAAN
ž  ROTASI Pekerjaan:
                Menghindari rasa bosan dalam diri pekerja
ž  PenetapanTUJUAN:
                Motivasi naik bila tujuan jelas
ž  REKAYASAPekerjaan:
                Memperlihatkan faktor teknis pelaksanaan pekerjaan dalam upaya merancang pekerjaan

baharuddin DAMPAK HOSPITASLISASI


DAMPAK HOSPITASLISASI BAGI ANAK DAN KELUARGA
Baharuddin,S.Kep.Ns

BAHASAN :
  1. Reaksi anak terhadap strees akibat hospitalisasi
  2. Respon prilaku anak akibat dari perpisahan
  3. Reaksi keluarga terhadap anak sakit yang mengalami perawatan dirumah sakit
  4. Peran perawat dalam mengurangi strees akibat hospitalisasi

I.        REAKSI ANAK TERHADAP STREES AKIBAT HOSPITALISASI
 HOSPITALISASI
                                ¯
      STRESSOR :
-          Tidak aman dan nyaman
-          Tidak mengerti mengapa harus dirawat
-          Berpisah dengan orang-orang yang dekat
-          Kecemasan dengan lingkungan baru
Perawat harus mampu :
-          Mengidentifikasi stressor
-          Membantu mengatasi strssor sesuai dengan tumbuh kembang anak

® Meminimkan dampak hospitalisasi. Dengan tidak   mengabaikan hal sebagai berikut :
a.       Pengalaman sebelumnya terhadap sakit
b.      Dukungan yang ada
c.       Koping anak dalam menangani stress
Periode Bayi (0-1 tahun)
Hospitalisasi :
Mengganggu proses pembentukan rasa percaya dan pembinaan
kasih sayang
¯
Tidak mengenali ibunya dengan baik
¯
Strabger anxiety
¯
Separation anxiety
Periode Toddler (1-3 tahun)
Hospitalisasi:
Ø  Pemutusan hubungan yang telah dekat (kehilangan) dengan ibunya
¯
Analitic depression
Ø  Adanya kestabilan mengontrol diri ® mempertahankan kegiatan rutin
¯
Kehilangan kebebasan otonominya ® regresi
¯
Negatifistik dan agresif
Periode Pra Sekolah (3-6 tahun)
Hospitalisasi :
-          Kehilangan kontrol akibat pembatasan aktivitas (kehilangan otonomi)
-          Menganggap suatu hukuman, karena dipisahkan diri dari lingkungan keluarga, kemandirian terhambat
-          Mengancam keutuhan integritas tubuh
Periode Usia Sekolah (6-12 tahun)
Hospitalisasi :
-          Terkucil / kehilangan situasi lingkungan sekolah
-          Kehilangan keterampilan
-          Kehilangan / perubahan dalam peran / kegiatan dalam kelompok
-          Takut mati
Periode Usia Remaja (12-18 tahun)
Hospitalisasi :
-          Cemas karena berpisah dengan gank
-          Kehilangan status
-          Takut terjadi kecacatan
-          Terganggunya privacy
-          Kehilangan identitas diri

II.      RESPON PRILAKU ANAK AKIBAT PERPISAHAN
Tahap Protes :
Menifestasi dengan reaksi :
-          Menjerit, agresif, menolak perhatian
Tahap Putus Asa (Despair)
-          Anak tampak tenang
-          Tidak aktif
-          Kurang minat untuk bermain
-          Apayis
-          Menarik diri
-          Annorexis
Tahap menolak / Denail (Detachment)
Manifestasi dengan reaksi :
-          Secara samar mulai menerima perpisahan
-          Mampu membina hubungan  dangkal dengan orang lain
-          Tampak menyukai lingkungan
III.    REAQKSI KELUARGA TERHADAP ANAK YANG     DIRAWAT DIRUMAH SAKIT

1.       Reaksi Orang Tua :

                                       Stress orang tua ¬ Hospitalisasi
                                                                    ­
                                                Kurang informasi tentang
                                      Prosedur dan pengobatan anaknya
®     Reaksi orang tua : Marah merasa bersalah, ketakutan, anxietas, frustasi
2.       Reaksi Sibling
                                Reaksi : Marah, cemburu, benci
                                                                ­
Orang tua memberikan perhatian lebih terhadap anak yang
sakit
                                                                ­
Menimbulkan perasan cemburu, perhatian kurang terhadap anak yang sehat

IV.    PERAN PERAWAT DALAM MENGURANGI STRESS AKIBAT HOSPITALISASI

1.       Mencegah / meminimalkan dampak dari perpisahan :
a.       ROOMING IN : Mempertahankan kontak dan komunikasi antara orang tua dan anak
b.      Partisipasi orang tua : Dalam perawatan yang tidak menimbulkan resiko
c.       Anak usia sekolah : Mempertahankan kegiatan sekolah
d.      Menciptakan ruangan perawatan seperti situsi dirumah
2.       Mencegah perasaan kehilangan kontrol :
a.       Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari :
-          Respon anak terhadap kehilangan kegiatan rutinitas :masalah makan, tidur, mandi, toilet, dan interaksi  sosial
-          Tehnik untuk meminimalkan gangguan – Time Strukturing– membuat kesepakatan, membuat jadwal antara anak – oarang tua – perawat.
3.       Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri :
a.       Memberitahu prosedur yang dilakukan dengan akibatnya
b.      Memanipulasi prosedur
4.       Memanfaatkan manfaat dari hospitalisasi :
a.       Membantu perkembangan hubungan orang tua - anak
b.      Memberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan  tentang kesehatan
c.       Meningkatkan self mastery :
-          Kesempatan untuk membuktikan antara fantasi dan realita
-          Kesempatan untuk melatih membuat keputusan
-          Mengembangkan kemampuan personal anak
d.      Memberi kesempatan untuk sosialisasi
-          Teman sebaya
-          Tim kesehatan
-          Membentuk kelompok sosial yang baru yang mempunyai masalah baru
5.       Memberi support pada anggota keluarga :
a.       Memberikan informasi
b.      Melibatkan sibling
Bermain Untuk Mengurangi Stress S.D Hospitalisasi  Bermain
¯
Kesehatan mental
¯
         Ruangan khusus bermain
¯
Mempertahankan tumbuh kembang yang optimal pada anak

Tujuan Bermain di Rumah Sakit :
a.       Melanjutkan tumbuh kembang
b.      Mengekspresikan pikiran dan fantasi
c.       Mengembangkan kreatifitas
d.      Beradaptasi lebih efektif terhadap stress