Laman

Rabu, 27 Juni 2012

IDK2 merlis POSISI POSISI


1. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien/memberikan ekspansi paru. Cara:
  1. Dudukkan pasien
  2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
  3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

2. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada
  2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
  3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
  4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
3. Posisi Trendelenburg
posisi pasiom berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk mdancarkan perdaran darah ke otak.
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan be;rbaring telentang, letakan bantal di antara kepala dan ujung tempati tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
  2. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dcngan meninggikan bagian kaki pasien.
4. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka
  2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
  3. Pasang selimut
5. Posisi Litotomi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara:
  1. Pasien dalam kcadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
  2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
  3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
  4. Pasang selimut
6. Posisi Genu Pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kcdua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk mcmc;riksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara:
  1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada mencmpel pada kasur tempat tidur.
  2. Pasang selimut pada pasien.

idk 2 ibu fajriansi NYERI


}  NYERI
}  ANDI FAJRIANSI
}  PENDAHULUAN
}  Pada jaman dulu : nyeri dikaitkan dengan hukuman, setan, atau   Magic      penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta, dukun, atau pengusir setan, menggunakan tanaman, atau           ritual dan upacara tertentu
}  Pain : peone (Yunani)        hukuman
}  Teori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yang menyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam
            menghasilkan persepsi nyeri
}  Tahun 1664 : seorang filsuf Perancis René Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway).
}  DEFENISI NYERI
}  Nyeri diartikan gangguan rasa nyaman
}  Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.
}  International Association for study of pain (1979), nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial yang dirasakan di mana terjadi kerusakan.
}  Lanjutan defenisi
}  McCaffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat hal hal tersebut diungkapkan.
}  Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari dalam serabut saraf dalam tubuh keotak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional.
}  KLASIFIKASI NYERI
a. Nyeri berdasarkan sifatnya
            1.         Incidental Pain, yaitu nyeri yang timbul        sewaktu-waktu lalu menghilang.
            2.         Steady Pain, yaitu nyeri yang timbul dan      menetap serta dirasakan dalam waktu          yang lama.
            3.         Paroximal Pain, nyeri yang dirasakan           berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri     tersebut biasanya menetap ± 10-15 menit       lalu menghilang kemudian timbul lagi
b. Nyeri berdasarkan tempatnya
    1). Pheriperal Pain, yaitu nyeri yang terasa pada             permukaan tubuh misalnya pada  kulit,         mukosa.
    2). Deep Pain, nyeri yang terasa pada       permukaan tubuh yang lebih dalam atau                  organ-organ tubuh viseral
    3). Refered Pain, nyeri dalam yang disebabkan     karena penyakit organ/struktur dalam tubuh            yang ditransmisikan ke bagian tubuh di                 daerah yang berbeda, bukan daerah asal      nyeri.
    4). Central Pain, nyeri yang terjadi karena            perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal          cord, batang otak, talamus.
c. Nyeri berdasarkan durasinya
           
}  MEKANISME NYERI
            Ada 4 tahap dalam proses terjadinya nyeri (pathways nyeri), yaitu:
  1. Transduksi
  2. Transmisi
  3. Modulasi
  4. Persepsi
}  TEORI – TEORI NYERI
 1. Teori pola (pattern theory) adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal medulla spinalis dan rangsangan aktifitas sel T.
2. Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke spinal cord melalui dorsalis yang bersinaps di daerah posterior kemudian naik ke traktus hemifer dan menyilang ke garis media ke sisi lainnya dan berakhir di korteks serebri.
3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory), teori ini rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen ke korda spinalis dapat dimodifikasikan sebelum transmisi ke otak.
4. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls pada serabut besar yang memblok impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.
}  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
}  Usia
            usia merupakan yariabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada individu.
}  Jenis kelamin
            secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespons terhadap nyeri.
}  Kebudayaan
             
}  Makna nyeri
            Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara beradaptasi terhadap nyeri.
}  Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
            Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam berintensitas dan tingkat keparahan pada masing-masing individu.
}  Perhatian
            Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi nyeri.
}  Ansietas
            ansietas yang dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri akan tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas.
}  Keletihan
            keletihan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping individu
}  Pengalaman sebelumnya
            setiap individu belajar dari pengalaman nyeri.
}  Dukungan keluarga dan sosial
            dukungan dari keluarga atau teman dekat akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.
}  INTENSITAS NYERI
}  PENGKAJIAN RESPON NYERI
}  Penentuan ada tidaknya nyeri
}  Karakteristik nyeri (metode P Q R S T)
}  Respon fisiologis
}  Respon perilaku
}  Respon afektif
}  Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien
}  Persepsi klien tentang nyeri
}  Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri.
}  Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
}  Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
}  Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten
}  Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
}  Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
}  Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
}  Strategi terapi
}  Terapi non-farmakologi
             Intervensi psikologis: Relaksasi, hipnosis, dll.
            Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) untuk nyeri bedah, traumatik, dan oral-facial
}  Terapi farmakologi
            Analgesik : non-opiat dan opiat