Laman

Selasa, 17 April 2012

IDK II Ibu Afrida:Sistem Imunitas


IDK II
Sistem Imunitas
  • Sistem imunitas ad: mekanisme pertahanan utama yang melawan organisme infeksi, sel abnormal atau sel yang rusak.
  • Imunitas adalah  respon protektif tubuh yang spesifik terhdp benda asing dan mikroorganisme.
  • Sistem imun
  •  Non spesifik                 Spesifik         
  • Fisis/  Kimiawi  Fagositosis     Humoral/sel-B Mekanis                                   
  •  Selular/ Sel T
Sistem imun non- spesifik
  • Merupakan pertahanan badan terdepan dlm menghadapi berbagai mikroorganisme
  • Sistem imun non-spesifik ► kr tidak ditujukan thdp mikroorganisme tertentu.
Komponen sistem imun non spesifik:
  1. Pertahanan fisis dan mekanis
  2. Pertahanan kimiawi
  3. Sistem fagositosis
Barier fisik
  • Kulit
  • Membran mucosa
  • Epiglottis
  • Silia saluran pernafasan
Barier Kimiawi
  • Air mata (lisozim)
  • Sekresi vaginal (asam laktat)
  • Keasaman lambung (asam hidroklorida

Barier Mekanik
  • Lakrimasi
  • Peristaltik
Fagositosis
  • Fagositosis ad: respon non spesifik  dimana sel-sel yg terluka dan benda asing penyerang ditelan oleh sel-sel darah putih (leukosit)
  • Fagositosis yg utama ad: Neutrofil polimorfonuklear dan monosit mononukleus
            berasal dari sel batang(stem) pd sumsum tulang.
  • Neutrofil bereaksi dgn cepat          pasukan penyerang awal.
  • Makrofag  pemakan yang besar, menyelesaikan tugas dengan bertindak sebagai pasukan pembersih.
 Fagositosis
  • Vasodilatasi
  • Perlambatan sirkulasi
  • Marginasi
  • Diapedesis
  • Amuba (menyusup)
  • Rolling
  • Kemoktaksis
  • Opsonisasi (pencampuran)
  • Fagosit (lisis).
Tempat makrofag pd jaringan
  • Sel-sel  kupfler : liver
  • Makrofag alveolar : paru
  • Histiosit : kulit, jaringan sub kutan
  • Mikroglia : otak dan Makrofag jaringan : nodus limfa. Sumsum tulang.
Peradangan /Inflamasi
  • Inflamasi adalah proses primer dimana tubuh memperbaiki jaringan yg rusak dan mempertahankan dirinya terhadap infeksi.
  • Tujuan akhir dari peradangan adalah untuk menarik protein plasma dan fagosit ke tempat yang cedera atau terinfasi agar keduanya dapat :
            -    Mengisolasi, menghancurkan atau menginaktifkan agen yg masuk
            -    Membersihkan debris
            -           Mempersiapkan jaringan untuk proses             penyembuhan dan perbaikan.
Respon  inflamasi
  • Vasodilatasi lokal       peningkatan aliran darah (rubor)
  • Peningkatan permeabilitas kapiler
  • Edema lokal
  • Pembatasan daerah yang meradang
  • Emigrasi leukosit
  • Fagositosis
Sistem imun spesifik
  • Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan utk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.
  • Sistem imun spesifik dpt bekerja sendiri utk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pd umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi (sel B), komplemen, fagosit, sel T,  dan makrofag
D . Pertahanan humoral
  •     1. Komplemen
  •        ►Mengaktifkan fagosit dan membantu   destruksi bakteri dan parasit dgn jln opsonisasi
  •      2. Interferon
  •        ► Suatu glikoprotein dilepas sbg respon thp infeksi virus, ® mempunyai sifat antivirus dgn jln menginduksi sel-2 sekitar sel yang telah terserang infeksi virus menjadi resisten thp virus tsb.



a. Sistem imun spesifik humoral
  • Yang berperan ad: limfosit B atau sel- B
  • Bila sel B dirangsang benda asing ® sel tsb berfroliferasi dan menjadi sel plasma yang dpt membentuk zat antibodi. Antibodi yang dilepas dpt ditemukan dlm serum (IgG, IgA, IgM, IgD, IgE)
  • Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh thp infeksi bakteri, virus dan melakukan netralisasi toxin.
b. Sistem imun spesifik seluler
  • Yang berperan adalah limfosit T atau sel- T.
  • Fungsi sel T umumnya ad:
    -   Membantu sel B dlm memproduksi               antibodi
    -   Mengenal dan menghancurkan sel yang        terinfeksi virus
    -             Mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
Respon imun seluler
  • Dimulai dgn stimulasi antigenik limfosit T (jaringan limfoid)         
      Diperantarai makrofag yg berikatan pd antigen.
                Membentuk bahan kimia yg dikenal interleukin-1 (yang membantu mengaktifasi antigen spesifik limfosit-T)
  • Setelah teraktifasi, maka sel memperbanyak diri yaitu :
      1. sel-sel T sitotoksik
      2. Sel-sel T helper (master conduktor).
      3. Sel T hipersensitivitas lambat.
      4. Sel T supresor.
Sistem komplemen
  • Ad; Protein plasma yg beredar dalam darah dan dibuat didalam hepar serta akan diaktifkan ketika suatu antibodi terangkai dgn antigennya
    Mengaktifkan fagosit dan membantu   destruksi bakteri dan parasit dgn jln opsonisasi
  • Peran dalam respon imun melalui:
  1. Secara langsung menyebabkan penghancuran antigen  (lisis membran seluler)
  2. Membantu interaksi antigen dan antibodi
  3. Meningkatkan semua aspek peradangan, terutama mengenai peningkatan permeabilitas vaskuler dan fagositosis.
IMUNITAS
Ad: respon protektif tubuh yang spesifik terhdp benda asing dan mikroorganisme.
Respon imunitas ® 3 fungsi (Lewis, 2000)
  1. Pertahanan ® tubuh menghambat perlawanan invasi o/ kuman dan mencegah perkembangn infeksi o/ serangan antigen asing dan kemampuan patogennya.
  2.  Homeostatis ® merusak substansi selular dgn cara mencerna dan membuang melalui, Mekanisme ini, tubuh dgn  berbagai selnya tetap menyatu dan tdk berobah.
  3.  Penyelidikan (surveillance): Perubahan secara terus menerus akan dpt mengenal sel-2 asing dan kemudian dirusak/dihancurkan.
Menurut Lemone (1996) ® sistem imunitas memiliki fungsi:
1. Mempertahankan dan melindungi tubuh dari infeksi ® bakteri, virus, jamur dan parasit
2. Membuang dan merusak atau membunuh sel, Mengidentifikasi dan merusak sel-2 ganas, shg dpt mencegah perkembangan tumor.
Komponen sistem imunitas :
          Sistem imunitas termasuk molekul, sel dan organ yang berfungsi memperoduksi respon immunitas. Komponen ini dpt berupa respon peradangan nonspesifik, respon immunologi yang spesifik atau keduanya.
Leukosit :
-     Leukosit mrp sel utama tubuh yang   memiliki respon immunitas spesifik dan nonspesifik
-          lekosit berasal dari stem cell yaitu hemositoblast dlm sumsum tulang.
-          lekosit memiliki kemampuan mobilitas mll sirkulasi menuju kedaerah sasaran yang berguna mendeteksi, menyerang dan merusak berbagai benda asing yang dikenalnya.
-          Memiliki kemampuan bergerak kedlm ruang jaringan dimana kerusakan terjadi atau infeksi guna berespon.
-          Jumlah lekosit yang bersirkulasi secara normal : 4000 – 10.000/mm3 darah.
-          Banyak lekosit yang berada dipinggir dimana dia melekat pd sel epitel dinding pemb darah, keruang jaringan tubuh atau kesistem limfe.
-          Lekosit granuler atau granulosit (disebut karena sitoplasmanya terdpt granuler) mencakup: Neutrofil. Eosinofil dan basofil. 60 % - 80 % dari total jml lekosit.
Neutrofil
(
disebut polimorfonuklear/PMNkarena nukleusnya terdiri dari beberapa lobus).
-          sel pertama yang tiba pada tempat     terjadinya inflamasi.
-          55 ,5 – 70 % dari total jumlah lekosit yang bersirkulasi.
-          Netrofil mrp sel yang bersifat fagosit yang bertanggungjwb menelan dan merusak benda asing terutama bakteri dan partikel-2 yang lebih kecil
-          Neutrofil diproduksi o/ sumsum tulang dan dilepas kedlm sirkulasi saat matur.
Eosinofil ®
-           1% - 4% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
-          Matur dlm susmsum tlg selama 3-6 hari sbl dilepas kedlm sirkulasi.
-          Mrp sel fagosit. Ditemukan dlm jumlah yang banyak pd saluran pernafasan dan sal cerna
-          Bertanggung jwb mencegah adanya cacing, Juga berperan pd respon hipersensitifitas.
Basofil
-          0,5% - 1% dr jml lekosit yang bersirkulasi.
-          Sel ini tdk fagosit, mengandung protein dan zat kimia seperti heparin, histamin, bradikinin, serotinin. Substansi ini dilepaskan kedlm aliran darah pd keadaan reaksi hipersensitifitas akut atau respon stress.
Monosit dan makrofag.
-          Monosit® 2% -3% dari lekosit yang bersirkulasi. Stl dilepaskan dari sumsum tlg akan bertahan selama 1-2 hr. monosit bila sdh matur akan menjadi makrofag sbm masuk ke jaringan.
-          Histiosit ad; jaringan makrofag dlm kulit dan jaringan subkutan.Sel kuffer ditemukan dlm hati. Alveolar macrofag dlm paru-2. microglia dalam otak. Jaringan makrifag juga ditemukan dlm limfe, tonsil, kel. Linfe dan sumsum tulang..
-          Monosit dan makrofag aktif fagosit memiliki kemampuan fagosit terhdp partikel asing yang lebih besar.
-          Seperti halnya dgn neutrofil, makrofag berada didaerah inflamasi dan melepaskan zat kimia ke jaringan rusak ® kemoktaksis.
-          Monosit dan makrofag berperan pd infeksi kronik seperti TBC, infeksi virus dan infeksi parasit.
Limfosit
-          20% - 40% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
-          Limfosit melindungi tubuh dari mikroorganisme, jaringan asing, mutasi sel
-          Berfungsi utk mengeleminasi dan merusak zat-2 asing
-          Berasal dari stem cell dalam sumsum tulg.
-          Bersirkulasi secara menetap dlm jaringan limfe ® kel. Limfe, kel.tymus, mucosa usus dan eppendik.
-          Apabila kontak dgn antigen, substansi ini memeiliki kemampuan menimbulkan respon immun spesifik. Limfosit dewasa masuk kedlm efektorsel yaitu pd sel plasma atau sel sitotoksis.
3 jenis limfosit:
-          Limfosit T (T cell). Limfosit B ( B cell) dan natural killer cell (NK cell atau null cell).
-          Sel dewasa dlm kel tymus, sedangkan sel B dewasa dlm sumsum tlg.
-          Sel Nk lebih banyak ditemukan dlm limfe, kel limfe, sumsum tlg, dan darah. 5% - 10% yang bersirkulasi.
-          Sel Nk menimbulkan immunitas dan resisten terhdp infeksi. Memainkan peranan penting merusak lebih dini pd sel-sel ganas.
-          Seperti halnya dgn sel T dan B, sel Nk bersifat cytotoksic.

eloktrokardiogram

elektrokardogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial l;istrik jantung yang dihubungkan dengan waktu. pemantulan aktivitas listrik dari serat serat otot jantung secara goresan atau suatu rekaman grafik, dari perbedaan potensial, antara dua titik pada permukaan tubuh.

elektrikadiografik adalah ilmu yang mempelajari perubvahan perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.

tujuan :
untuk mengtahui adanya kelainan kelainan irama jantung.
untuk mengetahui kelainan kelainan miokard seperti infark
untuk mengetahui adanya pengaruh obat obat jantung terutama digitalis
untuk gangguan gangguan elektrolit
untuk mengatahui perikarditis
untuk mengatahui pembesaran jantung.

Kardiovaskuler 2 : pak askar Pemeriksaan Radiografi terkait Sistem Kardiovaskuler


Pemeriksaan Radiografi terkait Sistem Kardiovaskuler
M. Askar, S.Kep, Ns.,M.Kes
NIDN. 0928028002
Radiografi
ž  Pemeriksaan sinar X dilakukan untuk menentukan ukuran, kontur, dan posisi jantung
ž  Memperlihatkan kalsifikasi jantung dan perikardial
ž  Menunjukkan adanya perubahan fisiologis sirkulasi pulmonal
ž  Tidak membantu diagnosis infark miokardium akut
ž  Menguatkan adanya komplikasi tertentu (mis, gagal jantung kongestif)
ž  Pemasangan kateter, seperti pacu jantung atau kateter arteri pulmonal dapat dilihat melalui pemeriksaan sinar X
ž  Pemeriksaan radiografi meliputi :
ž  Foto rontgen toraks
ž  Flouroskopi
ž  Kateterisasi jantung
ž  Angiografi radioactive imaging
Foto Toraks
ž  Pelengkap pemeriksaan fisik pada klien
ž  Memberikan banyak informasi mengenai keadaan jantung dan paru-paru
ž  Interpretasi foto toraks tidak mudah dilakukan
ž  Memerlukan pengetahuan anatomi dan patologi
ž  Butuh latihan pengenalan dari berbagai gambaran normal dan kemungkinan perubahan foto toraks yang terjadi pada proses patologis
ž  Perubahan radiologis dapat terlihat pada kongesti vena pulmonalis, edema paru interstisial, dan edema paru alveolar
Fluoroskopi
ž  Pemeriksaan fluoroskopi dapat memberikan gambaran visual jantung pada luminescent x-ray screen
ž  Pemeriksaan ini memperlihatkan denyutan jantung dan pembuluh darah serta sangat tepat untuk mengkaji kontur jantung yang tidak normal
ž  Fluoroskopi adalah alat yang tepat untuk penempatan dan pemasangan elektroda pemacu intravena serta untuk membimbing pemasukan kateter pada kateterisasi jantung
Angiografi
ž  Kateterisasi jantung biasanya dilakukan bersama angiografi
ž  Suatu teknik memasukkan media kontras ke dalam sistem pembuluh darah untuk menggambarkan jantung dan pembuluh darah
ž  Bila hanya satu kamar jantung atau pembuluh darah tertentu yang dipelajari, maka prosedur ini dinamakan angiografi selektif
ž  Angiografi menggunakan sineangiogram, satu seri film atau gambar hidup pada layar fluoroskopi yang diperkuat untuk mencatat perjalanan media kontras melalui berbagai tempat pembuluh darah
ž  Pencatatan informasi tersebut memberikan perbandingan berbagai informasi dari waktu ke waktu
ž  Empat tempat yang paling sering digunakan untuk angiografi selektif adalah aorta, arteri koronaria, serta sisi kanan dan kiri jantung.
Aortografi
ž  Aortogram adalah angiografi yang menggambarkan lumen aorga dan arteri utama yang muncul darinya
ž  Pada aortografi toraks, media kontras digunakan untuk mempelajari arkus aorta dan cabang-cabang besarnya
ž  Biasanya digunakan pendekatan translumbal retrograd brakhial atau femoral
Arteriografi Koroner
ž  Kateter radiopak dimasukkan ke arteri brakial kanan/kiri atau arteri femoralis kemudian di dorong ke aorta asendens dan diarahkan ke arteri koronaria yang dituju dengan bantuan fluoroskopi
ž  Arteriogram koroner digunakan untuk mengevaluasi derajat aterosklerosis dan menentukan cara penanganannya.
Kateterisasi Jantung Kanan
ž  Kateterisasi jantung kanan dilakukan dengan memasukkan kateter radiopak vena antekubital atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan, dan pembuluh darah paru
ž  Cara ini dilakukan dibawah pemantauan fluoroskopi
ž  Tekanan dalam atrium kanan diukur dan dicatat, kemudian sampel darah diambil untuk pengukuran hematokrit dan saturasi oksigen
ž  Kateter kemudian didorong melalui katup triskupidalis
ž  Selanjutnya uji yang sama dilakukan pada darah di ventrikel kanan
ž  Akhirnya kateter dimasukkan lebih dalam lagi ke arteri paru (melalui katup paru) sampai sampel kapiler dapat diambil kemudian tekanan kapiler (juga dikenal sebagai tekanan bagi) diukur selanjutnya kateter ditarik
ž  Kateterisasi jantung kanan dianggap prosedur yang relatif aman
ž  Namun ada juga potensi infeksi seperti disritmia jantung, spasme vena, infeksi tempat pemasangan, perforasi jantung, dan yang jarang terjadi adalah henti jantung
Kateterisasi Jantung Kiri
ž  Kateterisasi jantung kiri biasanya dilakukan dengan teknik kateterisasi retrograd jantung kiri atau kateterisasi transeptal atrium kiri
ž  Pada teknik retrograd, kateter dimasukkan ke arteri brakhialis kanan (arteriotomi) kemudian didorong dibawah kontrol fluoroskopi ke aorta asendens dan ke ventrikel kiri, atau kateter dapat dimasukkan secara perkutan melalui tusukan arteri femoralis
ž  Pada pendekatan transeptal, kateter dimasukkan melalui vena femoralis (secara perkutan atau melalui diseksi vena safena magna) ke atrium kanan
ž  Sebuah jarum panjang dimasukkan melalui kateter tadi dan digunakan untuk menusuk septum yang memisahkan atrium kanan dan kiri
ž  Jarum kemudian ditarik dan kateter didorong dengan bantuan fluoroskop ke ventrikel kiri
ž  Pada kedua teknik tersebut, kondisi klien dipantau dengan elektrokardiogram
ž  Kateterisasi jantung kiri paling sering dilakukan untuk mengevaluasi fungsi otot ventrikel kiri dan katup mitral, aorta, atau kepatenan arteria koronaria
ž  Prosedur ini digunakan untuk mengevaluasi klien sebelum dan sesudah pembedahan jantung
ž  Biasanya sisi kanan jantung dikateterisasi terlebih dahulu sebelum sisi kiri
ž  Komplikasi yang dapat terjadi meliputi : disritmia, infark miokardium, perforasi jantung dan pembuluh darah besar, serta embolisme sistemik
ž  Setelah kateterisasi, kateter dicabut secara perlahan
ž  Pada pendekatan brakial, tempat diseksi ditutup dan dibalut
ž  Pada tempat penusukan femoral, lakukan tekanan manual sampai perdarahan berhenti
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
ž  Pemeriksaan radionuklida sangat berguna untuk mendeteksi infark miokardium, penurunan aliran darah miokardium, dan untuk mengevaluasi fungsi ventrikel kiri
ž  Radioisotop diinjeksikan secara intravena dan dilakukan pemindaian dengan menggunakan kamera gama
ž  Pencitraan perfusi miokardium talium sering digunakan dalam hubungannya dengan tes toleransi latihan
ž  Pencitraan ini berfungsi untuk mengevaluasi aliran darah yang melewati pembuluh darah yang sangat kecil dan digambarkan dengan arteriografi untuk membandingkan perubahan perfusi miokardium segera setelah latihan dan istirahat
ž  Satu atau dua menit sebelum latihan berakhir, satu dosis talium-201 diinjeksikan ke infus intravena agar terdistribusi ke jantung
ž  Gambar segera diambil dan diulang dua sampai empat jam
ž  Daerah yang tidak memperlihatkan ambilan talium dicatat sebagai defek dan menunjukkan iskemia akibat latihan
ž  Sedangkan defek yang persisten menunjukkan adanya infark dan dicatat sebagai defek menetap
ž  Meskipun kebanyakan pencitraan talium bersifat gambaran satu dimensi, namun telah ada metode baru dengan tomografi emisi foton tunggal (SPECT = single photon emission tomography) yang mampu memberikan gambaran tiga dimensi
ž  Dengan SPECT, kamera bergerak mengitari klien memutar 180-360 derajat, sehingga identifikasi daerah yang mengalami penurunan perfusi miokardium dapat dikenali lebih tepat
PET (Positron Emission Tomography)
ž  Prosedur non-invasif yang digunakan di masa lalu terutama untuk mempelajari disfungsi neurologis
ž  PET digunakan untuk mendiagnosis disfungsi jantung
ž  Untuk klien jantung, termasuk yang tidak bergejala, PET memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai perfusi miokardium dan viabilitasnya dibanding TEE atau pemindaian talium
ž  TEE sangat membantu untuk merencanakan jalannya perawatan, misalnya dalam menentukan perlunya pembedahan tandur pintasan koroner (CABG) atau angioplasti
ž  Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kepatenan pembuluh asli atau hasil tandur dari sirkulasi kolateral
ž  Klien yang menjalani pemindaian PET diberikan injeksi radioisotop
ž  Merupakan salah satu senyawa yang digunakan untuk menunjukkan aliran darah dalam miokardium dan senyawa lainnya untuk menunjukkan fungsi metabolismenya.
ž  Kamera PET memberikan gambaran tiga dimensi yang sangat rinci mengenai penyebaran senyawa tersebut
ž  Viabilitas miokardium ditentukan dengan membandingkan besarnya metabolisme glukosa dalam miokardium dengan besarnya aliran darah
ž  Misalnya, jaringan iskemik namun masih aktif akan memperlihatkan penurunan aliran darah dan peningkatan metabolisme
ž  Untuk klien ini, maka revaskularisasi dengan pembedahan atau angioplasi akan meningkatkan fungsi jantung
ž  Pembatasan masukan makanan sebelum tes dilakukan berbeda-beda menurut institusi yang menjalankannya,
ž  Namun karena PET mengevaluasi metabolisme glukosa, maka kadar glukosa darah klien harus dalam batas normal
ž  Klien harus menghentikan kopi dan tembakau empat jam sebelum dilakukan tes
ž  Klien diyakinkan bahwa pajanan radiasi yang dikenakan sangat aman dan masih dalam batas yang dapat diperiksa, seperti pada pemeriksaan dengan talium
ž  Meskipun peralatan PET masih sangat mahal bagi kebanyakan institusi, namun semakin banyak yang menggunakan