Laman

Minggu, 29 Januari 2012

PROSES OKSIGENASI



PROSES OKSIGENASI
Definisi Respirasi

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

Mekanisme Pernafasan
Dibedakan menjadi 2, yaitu Pernafasan Dada dan Pernafasan Perut.
a. Pernafasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.    Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.    Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernafasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.




1.    Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.    Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Organ Pernafasan
Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi :
1. Hidung,
2.Saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus)
     3.Paru-paru

gambar anatomi pernafasan





1. Hidung
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru. Sebaiknya bernapas selalu melalui hidung.
2. Saluran Pernapasan :
·          Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.
·         · Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.


·         · Trakea (Batang Tenggorok)
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan
·         · Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit





·         · Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.
·         · Alveolus
Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.

3. Paru-paru
Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan.
Besarnya daya muat udara dalam paru-paru adalah 4500 – 5000 ml (4,5 – 5 liter). Udara yang diproses dalam paru-paru (inspirsi dan ekspirasi) hanya 10%   


atau sekitar +- 500 ml yang disebut dengan udara pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihebuskan pada pernafasan biasa. Kecepatan pernafasan perempuan lebih tinggi daripada pria.





Otot dan Sistem Respirasi
 
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
1. Interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
2. Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. Skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
6. Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah. Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.

. Pengikatan O2

—  Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.   
—  O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus
—  Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat     pada Eritrosit menjadi Oksihemoglobin (HbO2).
—  Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).
—  Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.






Pengeluaran CO2

—    Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah.
—    Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah.
—    Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion bikarbonat(HCO3–)
—    20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.
—    Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah.
—    Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
—    Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.




TANDA DAN GEJALA MASALAH SISTEM ELIMINASI


TANDA DAN GEJALA MASALAH SISTEM ELIMINASI
Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni
}  Eliminasi urine (sisa metabolisme)
}  Eliminasi fekal/alvi/bowel.kebutuhan buang air besar (sisa pencernaan)
Kebutuhan Eliminasi Urine
Eliminasi urine = Miksi (berkemih)
Miksi =>          proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Organ yang berperan dalam sistem eliminasi urine
}  Ren (ginjal)
}  Ureter
}  Vesika urinaria
}  Urethra
Masalah Eliminasi Urine
v  Retensi Urine
v  Inkontinensia urine
v  Enureis
v  Poliuria
v  Disuria
Retensi Urine
}  Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
}  Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna.
Etiologi
}  Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis
}  Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang
}  Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan tumor
}  Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran prostat, kelainan patologi uretra, trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.
Manifestasi Klinis
}  Urine mengalir lambat
}  Terjadi poliuria yang makin lama makin parah karena pengosongankandung kemih tidak efisien
}  Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih
}  Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
}  Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc.
Inkontinensia urine
}  Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienis penderitanya
}  Merupakan ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol eksresi urin
Etiologi
}  Kelainan urologik; misalnya radang, batu, tumor, divertikel.
}  Kelainan neurologik; misalnya stroke, trauma pada medulla spinalis, demensia dan lain-lain.
}  Lain-lain; misalnya hambatan motilitas, situasi tempat berkemih yang tidak memadai/jauh, dan sebagainya.
}  Penyebab lainnya: proses penuaan (aging prosess), pembesaran kelenjar prostat, serta penurunan kesadaran serta penggunaan obat narkotik.
Enuresis
}  Sering terjadi pada anak-anak
}  Umumnya terjadi pada malam hari — nocturnal enuresis
}  Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
Penyebab
}  Kapasitas kandung kemih lebih besar dari normalnya
}  Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi dari keinginan berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bagun tidur untuk kekamar mandi
}  Kandung kemih irritable dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar.
}  Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung, cekcok dengan orang tua). Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu untuk mendidiknya.
}  Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologi sistem perkemihan.
}  Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral atau makanan pemedas
}  Anak yang takut jalan pada gang gelap untuk kekamar mandi.
}  Perubahan pola berkemih
Poliuria
}  Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan
}  Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik
}  Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan.
Disuria
}  Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih
}  Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.
Eliminasi Fekal (Bowel)
}  Eliminasi bowel/ Buang Air Basar (BAB) atau disebut juga defekasi merupakan faeces normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah yang dikeluarkan ini disebut faeces atau stool
}  Defekasi adalah pengeluaran faeses dari anus dan rectum. Frekuensi defekasi tergantung individu, bervariasi dan beberapa kali per hari sampai dengan 2-3 kali per minggu. Defekasi biasanya terjadi karena adanya reflek gastro-colika.
Gangguan eliminasi fekal utama:
}  Konstipasi
}  Impaction
}  Inkontinensia fekal
}  Diare
}  Hemoroid
Konstipasi
}  Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit, yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran faeces yang sulit’ keras dan mengedan. BAB keras dapat menyebabkan nyeri rectum. Kondisi ini terjadi karena faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.
Impaction
}  Impaction merupakan akibat konstipasi yang tidak berakhir sehingga, tumpukan faces yang keras di rectum tidak dikeluarkan. Impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon sigmoid.
}  Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar, konstipasi berulang dan pemeriksaan yang dapat menimbulkan konstipasi.
}  Tandanya : tidak BAB, anoreksia, kembung/kram dan nyeri rektum.
Diare
}  Diare merupakan BAB sering dengan cairan dan feces yang tidak berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di dalam kolon merupakan fakta tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feces menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.
Inkontinensia Fekal
}  Yaitu suatu keadaan di mana tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya banyak.Umumnya disertai dengan gangguan fungsi spinter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal.
Hemoroid
}  Yaitu dilatasi, pembengkakan vena pada dinding rectum (bias internal dan eksternal). Hal ini terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang. Jika terjadi inflamasi dan pengerasan, maka klien merasa panas dan rasa gatal.