Laman

Rabu, 01 Februari 2012

Konsep Berubah

Konsep Berubah
Pengertian
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif  terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Sullivan dan Decker,2001).
Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).
Lancaster (1982) proses perubahan memiliki 3 sifat yaitu:
  1. Perubahan bersifat berkembang
  2. Perubahan bersifat Spontan
  3. Perubahan bersifat di rencankan
Perubahan bersifat berkembang
          Sifat perubahan ini mengikuti proses perkembangan yang ada baik individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan ini dimulai dari keadaan yg paling dasar menuju keadaan yg optimal atau matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sbg mahluk individu yg memiliki sifat fisik yg sllu berubah dlm tingkat perkembangannya.
Perubahan Bersifat Spontan
          Sifat perubahan ini dpt terjadi karena keadaan yg dpt memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yg bersifat alamiah yg di luar kehendak manusia, yg tdk dpt diramalkan atau diprediksi sehingga sulit diantisipasi. Seperti perubahan keadaan alam, infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dll.
Perubahan Bersifat di Rencankan
          Perubahan yg bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yg ingin mengadakan perubahan ke arah yg lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yg lebih baik dr keadaan sebelumnya, contoh dlm sistem pendidikan keperawatan di Indonesia yg selalu mengadakan perubahan sejalan dgn perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.
TeoRi2 Perubahan
q  Kurt Lewin (1951)
q  Rogers E (1962)
q  Lippit (1973)
q  Teori Havelock
q  Teori Spradley
Tipe Perubahan menurut Bennis (1965)
  1. Tipe Indoktrinasi         memberi doktrin/ menggunakan kekuatan sepihak u/ berubah.
  2. Tipe Paksaan/kekerasan        melakukan pemaksaan pd anggota/sso dgn harapan tujuan yg hendak dicapai dpt terlaksana.
  3. Tipe Teknokartik        tipe perubahan melibatkan kekuatan lain dlm mencapai tujuan yg diharapkan, terdpt 1pihak merumuskan tujuan & pihak lain membantu mencapai tujuan.
  4. Tipe Interaksional        perubahan dgn menggunakan kekuatan kelompok yg saling berinteraksi antara 1 dgn yg lain dlm mencapai tujuan yg diharapkan dlm perubahan.
  5. Tipe Sosialisasi      kerjasama dgn kelompok lain tetapi msh menggunakan kekuatan u/ mencapai tujuan yg hendak di capai.
  6. Tipe emultif      menggunakan kekuatan unilateral dgn tdk merumuskan tujuan terlebih dahulu scr sunguh2, perubahan ini dpt dilakukan pd sistem organisasi yg bawahannya berusaha menyamai pimpinannya.
  7. Tipe alamiah      perubahan yg terjadi akibat sstu yg tdk disengaja tetapi dlm merumuskan dilakukan scr tdk sungguh2, seperti kecelakaan, maka sso ingin mengadakan perubaha u/ lbh berhati2 dlm berkendara dsb.
Strategi dalam Perubahan
  1. Strategi Rasional Empirik
  2. Strategi Reedukatif Normatif
  3. Strategi Paksaan- Kekuatan
Strategi Rasional Empirik
          Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan  strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
                          Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik  ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.
                          Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
Strategi Reedukatif Normatif
          Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan  permasalahan baru di masyarakat.
                          Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
Strategi Paksaan – Kekuatan
          Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
Reaksi – Reaksi  Terhadap Perubahan
  1. Perubahan Dalam Keperawatan
                Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:
  1. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
  1. Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan  professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
c.       Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan
                Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
d.      Keperawatan Sebagai Komunikasi
                Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
2.       Hambatan Dalam Perubahan
a.       Ancaman Kepentingan Pribadi
                Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri. Contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.

b.      Persepsi Yang Kurang Tepat
                Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga timbul kekwatiran dari perubahan tersebut.
  1. Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan  dalam perubahan. Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
  1. Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
  1. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
  1. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
g.       Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
  1. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar