Laman

Rabu, 27 Juni 2012

IDK 2 PAK ARHAM RECEPTOR SARAF


         Tingkat Medulla Spinalis
         Sinyal sensoris dihantarkan melalui saraf spinal menuju tiap segment medulla spinalis dan menyebabkan respons motoris lokal. Seluruh respons motoris medulla spinalis bersifat otomatis dan segera, dan respons ini terjadi menurut pola yang disebut refleks.
         SINYAL SENSORIS
         Tingkat Otak Bagian Bawah
         Bagian ini termasuk medulla oblongata, pons, mesenchepalon, hipothalamus, thalamus, ganglia basalis dan serebellum.
         Bagian ini mengatur aktifitas tubuh dibawah kesadaran. Kontrol tekanan darah dan respirasi dilakukan terutama oleh substansia retikularis dari medulla oblongata dan pons.
         Kontrol keseimbangan adalah fungsi dari serebellum dan substansia retikularis, medulla, pons dan mesenchepalon. Gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi diatur oleh pusat-pusat yang terletak pada mesenchepalon. serebellum dan ganglia basalis bagian bawah.
         Tingkat Kortikal
         Korteks serebri merupakan tempat penyimpanan informasi. Kira-kira 3/4 dari badan sel terletak di korteks.
         Di sini pula disimpan pola-pola respons motoris. Informasi dapat ditimbulkan kembali untuk mengatur fungsi motoris tubuh. Salah satu fungsi yang penting dari korteks adalah proses berfikir.
         Penyebaran Impuls Pada Serabut Saraf
         Mekanisme penyebaran impuls pada sel saraf merupakan dasar dari transmisi sinyal pada susunan saraf.
         Pada ujung organ sensoris terdapat hubungan antara timbulnya stimulus dan produksi impuls di sepanjang akson sehingga memungkinkan impuls menyebar.
         Aksi potensial yang timbul pada satu titik tertentu pada jaringan saraf akan disebarkan ke bagian lain sehingga terjadi propagasi/penghantaran aksi potensial (impuls). Apabila impuls berjalan satu satu arah misalnya dari hubungan sinaps ke bagian terminal, disebut konduksi orthodromik, tetapi jika berlawanan arahnya disebut penghantaran/konduksi antidromik.
         Penyebaran Impuls Pada Serabut Saraf
         Beberapa faktor yang menentukan kecepatan propagasi :
        Diameter serabut saraf
        Karakteristik membran sel saraf
        Suhu
        Intervensi farmakologis
        Ada tidaknya mielin dan sebagainya.
         Penyebaran Impuls Pada Serabut Saraf
         Makin besar diameter serabut saraf maka penghantaran makin cepat, demikian pula serabut saraf yang punya kapasitas (daya tampung) yang besar dan resistensi yang kecil akan menghantarkan impuls lebih cepat.
         Serabut saraf yang bermielin akan menghantarkan impuls lebih cepat (konduksi saltatorius) dibanding serabut tak bermielin.
         Serabut saraf juga akan menghantarkan impuls lebih cepat pada suhu yang tinggi.
         Obat-obat yang bekerja menghambat masuknya ion Na melalui ion channel akan menghambat penghantaran impuls, sebaliknya obat yang merangsang masuknya ion natrium ke dalam sel akan mempercepat penghantaran impuls.
         Klasifikasi Serabut Saraf
(Erlanger & Gasser)
         Klasifikasi Serabut Saraf
(Neuron Sensoris)
         RESEPTOR SEL SARAF
         Menurut lokasinya reseptor terdiri atas eksteroseptor, interoseptor, dan proprioseptor.
         Eksteroseptor adalah reseptor yang memberikan respons terhadap stimulus yang datang dari luar tubuh kita seperti cahaya, suara, bahan kimia dsb, umumnya reseptor ini menimbulkan perasaan sadar. Reseptor ini termasuk mekanoreseptor, reseptor visual, khemoreseptor dan termoreseptor.
         RESEPTOR SEL SARAF
         Interoseptor adalah reseptor dari sistem saraf otonom dan disebut juga viseroseptor yang memberikan perasaan sadar dan juga mempunyai fungsi regulasi. Reseptor ini terdapat pada lapisan mukosa dinding otot polos saluran pernapasan, pencernaan, saluran kemih dan memberikan respons terhadap bahan-bahan yang masuk ke dalam saluran napas, saluran cerna, batu pada saluran kemih, atau perubahan susunan kimia dan tekanan.
         RESEPTOR SEL SARAF
         Proprioseptor adalah reseptor yang terutama berfungsi untuk regulasi, dan hampir seluruhnya adalah mekanoreseptor yang memberikan sinyal tentang kecepatan dan besarnya regangan dan tegangan otot. Reseptor ini teerdapat pada otot rangka, tendo dan persendian, otot jantung, pembuluh darah,  saluran cerna dan labirinth.
         RESEPTOR SEL SARAF
         Menurut jenis stimulus yang diterima maka reseptor dibagi atas 5 jenis yaitu mekanoreseptor (stimulus mekanik), termoreseptor (suhu), nosiseptor (stimulus nyeri), khemoreseptor (bahan kimia) dan elektromagnetik reseptor (cahaya yang ke retina).
         RESEPTOR SEL SARAF
         Satu jenis reseptor lebih sensitif terhadap satu stimulus dari reseptor lainnya, hal ini karena memang ada perbedaan sensitifitas satu reseptor dengan yang lainnya. Misalnya sel-sel kerucut dan sel batang sangat peka terhadap cahaya tetapi sama sekali tidak peka terhadap stimulus panas, dingin atau tekan. Reseptor osmotik di hipothalamus dapat mendeteksi perubahan osmolalitas cairan tubuh tetapi tidak sensitif terhadap suara

IDK 2 PAK AKMAL Seksualitas & Kesehatan seksual


Seksualitas & Kesehatan seksual
ASPEK SEKSUAL……….
ORGAN SEKS WANITA
Organ seks internal
            vagina
            uterus
            tubulus falopi
            ovarium
Organ seks eksternal
            Secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari
            mons pubis (mons veneris)
            labia mayora
            labia minora
            klitoris
            ostium vaginalis (introitus)
ORGAN SEKS PRIA
            Organ seks eksternal pria adalah
            penis
            skrotum.
            Organ seks internal pria yaitu
            testis
            Epididimis
            duktus deferen
            kelenjar prostat
            vesikula seminalis.
Apakah itu sex??
Bedakah sex dengan seksualitas???
SEX DAN SEKSUALITAS MERUPAKAN HAL YANG BERBEDA..
            Kebanyakan orang memahami sexualitas sebatas istilah sex
SEKS  ??????
            menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan
            hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
SEKSUALITAS???
            bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
            bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian
Seksualitas
            Diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang beda / sama dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi dan emosi.
ISU-ISU SEKSUALITAS :
v  Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap sebagai hal yang tabu
v  Tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum
v  Bersifat pribadi
v  Hanya dikaitkan dengan masalah hubungan antar lawan jenis.
Mengapa perawat perlu mengetahui masalah seksualitas dalam hubungannya dalam pelayanan kesehatan?????
Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan holistik,semua aspek saling berinteraksi.
Berbagai elemen termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspek biologis.
Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu.
KESEHATAN SEKSUAL
Pengintegrasian aspek somatik , emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta (WHO,1975)
KARAKTERISTIK KESEHATAN SEKSUAL
*      Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
*      Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
*      Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku peran jender
*      Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik sosial
PERILAKU SEKSUAL
            Perilaku yang muncul krn adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku.
Perilaku seksual sering disederhanakan : hubungan seksual berupa penetrasi & ejakulasi
Perilaku Seksual
            Perilaku seksual yg dianggap sehat adl
  1.             Heteroseksual
  2.             Vaginal
  3.             dilakukan suka sama suka.    
Perilaku seksual secara rinci dapat berupa :
Berfantasi
Pegangan tangan
Ciuman
Meraba
Berpelukan
Masturbasi (wanita) & onani (laki-laki)
Oral seks
Petting
Intercourse (bersenggama)
PENYIMPANGAN
SEKSUAL
Homoseksual
Transvetit
Transgender
Pedofilia
Hiperseks
Homoseksual
Salah satu kelainan seksual pada seseorang yang menyukai sesama jenisnya.
Penderita homoseksual laki-laki disebut gay
Penderita homoseksual perempuan disebut lesbian
Seseorang dapat melakukan seksual dengan sesama jenis maupun lawan jenis disebut biseksual
Transeksual
            Transeksual merupakan bentuk prilaku seseorang yang tidak menginginkan jenis kelaminnya sehingga merelakan untuk dioperasi kelamin untuk memperoleh kepuasan seksualnya.
Transvestite
            Transvestite adalah istilah yang diberikan kepada seorang laki-laki heteroseksual yang menginginkan memakai pakaian perempuan.
Phedophilia
            Phedophilia adalah kelainan seksual yang memperoleh kepuasan jika berhubungan seksual dengan anak kecil atau di bawah umur.
Hiperseks
            Hiperseks adalah seseorang yang selalu ingin melakukan hubungan seksual sesering mungkin.
WASSALAM

IDK2 merlis POSISI POSISI


1. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien/memberikan ekspansi paru. Cara:
  1. Dudukkan pasien
  2. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
  3. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

2. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada
  2. Tangan kiri diatas kcpala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
  3. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
  4. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
3. Posisi Trendelenburg
posisi pasiom berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk mdancarkan perdaran darah ke otak.
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan be;rbaring telentang, letakan bantal di antara kepala dan ujung tempati tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
  2. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dcngan meninggikan bagian kaki pasien.
4. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini pasien berbaring tele;ntang dengan kedua lutut ficksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memc;riksa genitalia scrta proses persalinan.
Cara:
  1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka
  2. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
  3. Pasang selimut
5. Posisi Litotomi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara:
  1. Pasien dalam kcadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
  2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
  3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
  4. Pasang selimut
6. Posisi Genu Pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kcdua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk mcmc;riksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara:
  1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada mencmpel pada kasur tempat tidur.
  2. Pasang selimut pada pasien.